Tiga Jejak Suara Ini Menepis Anggapan Sunyinya Luar Angkasa

- 2 Juni 2023, 15:10 WIB
Ilustrasi kehidupan luar angkasa
Ilustrasi kehidupan luar angkasa /flutie8211/Setyo Ari Cahyono

INDONESAINS - Ketika seseorang terlempar ke luar angkasa, berteriak menjerit meminta pertolongan, apakah suara itu akan terdengar? Tidak ada seorangpun bahkan stasiun luar angkasa tidak mendengar. Di sana ruang hampa udara yang teramat luas, dan banyak yang beranggapan suara tidak eksis di luar angkasa. 

Luar angkasa tidak sepenuhnya hampa suara, karena di sana dipenuhi banyak benda seperti bintang-bintang, awan gas dan debu. Gas antar-bintang itu cukup padat untuk menghantarkan suara, namun dalam frekuensi yang tidak terdengar oleh manusia.

Suara di luar angkasa itu ada. Bagaimana bisa? Perumpamaan seperti petasan yang meledak, ini akan mendorong molekul udara terdekat. Molekul yang dipindahkan akan saling bertabrakan dengan (molekul) tetangganya, terus bergerak dikenal sebagai gelombang. Mereka akan bergetar (osilasi) naik turun (seperti riak gelombang air). Satu osilasi perdetik diterjemahkan sebagai frekuensi satu Hertz (Hz).

Media lebih padat membawa suara dengan panjang gelombang lebih pendek, berlaku juga sebaliknya. Suara dengan panjang gelombang lebih panjang, memiliki frekuensi yang lebih rendah, dan kita kenal sebagai nada rendah.

Baca juga : Tahukah Anda, Sepertiga Planet yang Paling Umum di Galaksi Berada di Zona Layak Huni

Dalam media gas, gelombang suara merambat dengan frekuensi sangat rendah, tidak terdengar oleh manusia. Gelombang ini disebut infrasonik. Manusia tidak mampu mendengar suara dibawah frekuensi  20 Hz. Andai saja kita memiliki pendengaran super, nada yang sangat rendah ini akan terdengar menarik di telinga kita.

Ada tiga jenis jejak suara di luar angkasa:

  • Senandung lubang hitam (blackhole song
  • Groaning planet (Bumi yang mengerang) 
  • Dentuman besar awal (sound of big-bang

Ilustrasi blackhole
Ilustrasi blackhole Setyo Ari Cahyono

Blackhole song (senandung Iubang hitam). Lubang hitam alias blackhole adalah fenomena kehancuran bintang yang tersedot gravitasinya sendiri. Tahun 2003 teleskop Chandra-X milik NASA menangkap suara dari blackhole Perseus berjarak 250 juta tahun cahaya (sekitar 7,4 trilyun km) yang berfrekuensi super-rendah, sekitar satu miliar kali (1.000.000.000.000 x) lebih rendah dari frekuensi terendah yang mampu manusia dengar. Suara terendah yang bisa kita dengar bersiklus satu osilasi per 20 detik. Blackhole Perseus memiliki siklus satu osilasi per 10.000.000 tahun. Dan ini terus dimainkan sepanjang waktu.Teleskop Chandra X menemukan pola dalam gas yang mengisi Perseus berupa cluster, cincin konsentris terang dan gelap, seperti riak air di dalam kolam.

Halaman:

Editor: Setyo Ary Cahyono

Sumber: Gizmodo Harvard Edu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x