Inilah Sisi Ilmiah Transformers, Puncak Peradaban Robot Cerdas

- 7 Juni 2023, 23:40 WIB
Optimus Prime pemimpin Autobots
Optimus Prime pemimpin Autobots /Nadeem

INDONESAINS - Siapa yang tidak kenal Transformers, sekelompok robot  raksasa yang berasal dari luar angkasa (Planet Cybertron) memilih Bumi sebagai tempat pelarian untuk menemukan kehidupan baru bersama manusia. Kisah epic ini menyita perhatian banyak penggemar film, adegan action peperangan yang dibumbui teknologi canggih fiksi (science_fiction) pasti digemari penonton. 

Robot cerdas. Adegan andalan disemua episodenya adalah robot iconik yang memiliki kecerdasan buatan (AI), mesin yang memiliki DNA, yang mampu merubah bentuk menjadi mobil (kendaraan) sport untuk menyembunyikan eksistensime diantara manusia. Teknologi dibalik Transformers melibatkan nano technology, robotik, biotechnology, fisika dan aerospace technology serta jelas dengan dukungan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang tinggi. Mereka adalah robot yang "hidup" dan konon punya perasaan seperti manusia. 

Chevrolet
Chevrolet Joseph 82
Teknologi nano sampai saat ini memang sebatas penelitian, mengubah dari fiktif menjadi nyata. John Hopkins Whiting School memiliki nanotech area, Universitasnya juga memiliki Institut Nano-biotechnology, sedangkan Maryland memiliki Nanotech centre. Secara awam nanotech mengembangkan partikel berukuran nano (lebih kecil dari butir debu) yang bisa diprogram untuk melakukan suatu tugas. Robot berukuran nano bisa diprogram seperti puzzle yang menyusun diri berikatan satu sama lain membentuk struktur yang lebih besar dan bisa merubah diri seperti program yang kita inginkan. Dalam hal ini membentuk robot yang bisa merubah diri menjadi mobil.

Yang kita lihat di film adalah organisme itu berbahanl metal, pada kenyataanya peneliti baru bisa membuat robot (nano) DNA, material genetik yang dibuat khusus (dalam dunia kedokteran) untuk menghancurkan sel kanker. Pengaplikasian metalurgi alias memberi selimut baja pada DNA masih jauh dari sisi ilmiah. 

Teknologi robotik awal mula dikembangkan untuk keperluan militer dan industri. Lengan robotik di pabrik bisa melakukan satu pekerjaan sama ribuan kali berulang-ulang tanpa Ielah. Teknologi robot kinipun semakin kompleks, ia bisa melakukan pekerjaan multitasking, karena dibuat berdasarkan algoritma (susunan perintah) terstruktur. Mereka juga bisa anthropomorphic alias meniru gerakan manusia, seperti berjalan, menari bahkan berlari. Apalagi kini robot bisa ditanamkan kecerdasan buatan (AI), semakin banyak tugas yang bisa dikerjakan.

  • Adalah Origamibot buatan MIT yang mendekati prototipe kasar Transformers, terbuat dari Iembaran polymer yang lebih tipis kartu kredit, di gerakkan dengan dinamo mungil, ia bangun, melipat diri dan berjalan dalam empat menit.
  • Bimax, adalah robot buatan mahasiswa Binus yang mengenali wajah dan berinteraksi dengan suara bahasa Indonesia. la menggunakan teknologi voices recognition dari Google. Sistem robotik nya dikontrol oleh Rasberry pi, sebuah sistem komputer sederhana, mirip Linux. Robot ini bisa dilatih untuk mengenali wajah dan menjawab sapaan.
  • Sophia, adalah humanoid robot yang tertanam Al Canggih, dia bisa menjawab pertanyaan apapun. Dalam dirinya ditanamkan software khusus, yang dikembangkan sendiri oleh kecerdasan buatannya. 

ilustrasi cyborg
ilustrasi cyborg kalhh
Sumber Energi: Kembali pada Transformers, robot besar ini memiliki energi khusus dari reaktor di dadanya yang dikenal sebagai Energon. Energi ini haruslah tidak terbatas, dan tidak perlu diisi ulang. Energon digambarkan sebagai sumber "makanan" dan pasokan listrik mereka. Mirip seperti jantung yang mengalirkan darah di tubuh manusia.

Sebuah UPS (sumber listrik portable) terbesar yang juga diberi nama Transformers UPS memiliki kapasitas 1600 Watt, sebagai perbandingan listrik PLN 1300 Watt bisa menyalakan peralatan elektronik seisi rumah seperti TV, mesin cuci, kulkas, setrika beserta lampu-lampu seisi rumah. Jika membuat robot seukuran Transformers kira-kira butuh sumberdaya listrik berapa Watt ya? 

Mobil listrik Tesla memiliki baterai lithium berkekuatan 54 kWh (kilo Watt per hour), setara perjalanan 422 km. Baterai lithium berkapasitas sangat besar diperlukan untuk menggerakkan robot Transformers, memakai UPS bukan ide yang bagus, selain berukuran besar pasti berat bobotnya.

Otak (prosesor) dan Syaraf. Sistem neural (syarat) robotik masih sulit untuk dijelaskan, bagaimana mereka bertindak dan merespon terhadap ancaman, seperti insting makhluk untuk bertahan hidup. Memisahkan sesuatu sebagai ancaman atau bukan, melindungi teman atau bahkan manusia dari serangan musuh yang lain. Secara simpel Transformers adalah robot perang, mereka terlahir di planet yang kacau balau karena perang. Riset dan teknologi yang mereka bawa dari tempat asalnya juga untuk tujuan perang. Untuk tujuan ini tentunya banyak sensor dan radar di tubuh mereka, terhadap ancaman. Mereka bukanlah robot yang diciptakan untuk bercocok tanam maupun mengasuh anak-anak. Mereka harus memiliki otak prosesor komputer tercepat, mata bionik berkamera diatas 8K alias superjernih, dilengkapi kemampuan Xray. Dan jika rahasia itu terkuak hanya pihak militer yang boleh memilikinya. 

ilustrasi sistem bahasa robot
ilustrasi sistem bahasa robot geralt
Linguistik alias bahasa. Layak nya makhluk hidup, mereka memiliki bahasa robot bahkan aksara alien dari planetnya. Kita menganggap robot berbahasa kaku, datar atau monoton. Tidak dengan robot Al sekelas Transformers, sistem pengolahan bahasa mereka lebih canggih dari manusia. Google voices pun perlu waktu untuk menerjemahkan bahasa asing lalu mengucap kata dalam bahasa kita. Transformers dalam hitungan detik bisa berbahasa Bumi (dalam hal ini Bahasa Inggris). Kemampuan mereka menyerap bahasa sangat luar biasa.

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: syfy.com t3.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x