Teknologi Sel Surya Transparan, Bisa Dipasang di Jendela

19 Oktober 2023, 09:05 WIB
Teknologi Surya Transparan. /Science Daily

Indonesains - Teknologi transparan diharapkan menjadi teknologi masa depan yang dapat diaplikasikan untuk bangunan seperti dipasang di jendela atau atap, dan juga material untuk pembuatan mobil tenaga surya, digunakan lebih fleksibel.

Penelitian yang dipimpin peneliti Teknik di Michigan State University, para peneliti berpendapat bahwa penggunaan aplikasi solar cell yang transparan dapat digunakan secara luas, sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

"Solar cell yang transparan, mewakili harapan masa depan untuk aplikasi yang lebih luas," kata Richard Lunt, Johansen Crosby Endowed Associate Professor Teknik Kimia dan Ilmu Material di MSU.

Memindahkan konsumsi energi global dari bahan bakar fosil akan memerlukan teknologi terbarukan yang inovatif dan murah. Hanya sekitar 1,5 persen kebutuhan listrik di Amerika, secara global diproduksi oleh tenaga surya.

Dari segi potensi listrik, para peneliti mencatat bahwa ada sekitar 5 miliar sampai 7 miliar meter persegi permukaan kaca di Amerika Serikat, jika itu semua menggunakan teknologi surya transparan, berpotensi memasok sekitar 40 persen kebutuhan energi di Amerika.

Ilustrasi sel surya. pexels

Meski peneliti mengakui bahwa aplikasi solar cell transparan tidak lebih efisiensi dibandingkan solar cell yang buram, biasanya 15-18 persen, namun teknologi surya transparan bisa diaplikasikan di banyak tempat. Saat ini, teknologi surya transparan masih sepertiga dari potensi keseluruhan penggunaannya.

Sel Surya

Sel surya, juga disebut sel fotovoltaik, mengubah energi cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek fotovoltaik. Sebagian besar di antaranya adalah sel silikon, yang memiliki efisiensi konversi dan biaya berbeda mulai dari sel silikon amorf (non-kristal) hingga jenis silikon polikristalin dan monokristalin (kristal tunggal).

Berbeda dengan baterai, tata surya tidak menggunakan reaksi kimia, juga tidak memerlukan bahan bakar. Selain itu, sel surya tidak memiliki bagian yang bergerak seperti generator listrik.

Tata surya domestik mengubah sekitar 20% sinar matahari yang diterima menjadi listrik, sementara sistem komersial yang lebih mahal dapat mengkonversi hingga 40%. Namun, dengan kemajuan teknologi, efisiensi panel surya diperkirakan akan meningkat.

Formasi sel surya terbesar disebut susunan, yang terdiri dari ribuan sel individual dan dapat disatukan menjadi pembangkit listrik tenaga surya untuk mengubah sinar matahari menjadi energi untuk penggunaan komersial, industri, dan perumahan skala besar.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler