Misteri Dunia Arkeologi, Selidik Pertemuan Jomon dan Yayoi 2.500 Tahun yang Lalu di Jepang

- 27 September 2023, 18:05 WIB
Pertemuan Jamon dan Yayoi 2500 tahun yang lalu di Jepang masih menjadi misteri dunia arkeologi.
Pertemuan Jamon dan Yayoi 2500 tahun yang lalu di Jepang masih menjadi misteri dunia arkeologi. /Eurekalert

Indonesains - Ada teori dan masih menjadi misteri dunia arkeologi, bahwa orang-orang Jepang modern adalah hasil penyatuan dari orang-orang Jomon yang merupakan penduduk asli pulau Jepang dan orang-orang Yayoi dari semenanjung Korea pada 2.500 tahun yang lalu.

Namun minimnya bukti arkeologis selama ini, sulit untuk membuktikan teori tersebut yang mungkin hanya berasal dari urban legend.

Untuk diketahui, para arkeolog hanya dapat mengidentifikasi sedikit situs atau bukti arkeologi keberadaan situs Jomon dari zaman akhir Jomon, era sebelum kedatangan Yayoi.

Tapi untuk memperkirakan ukurang populasinya ketika itu sangat sulit karena keterbatasan bukti dan menjadi misteri dunia arkeologi, seperti dilansir dari laman Eurekalert.

Ketika itu, suhu global dan permukaan laut turun selama beberapa periode yang membuat orang-orang Jomon yang hidup dari berburu dan mengumpul mengalami kesulitan pangan.

Ketika orang-orang Yayoi tiba, mereka membawa pertanian padi basah ke Jepang, yang akan mengarah pada persediaan makanan yang lebih stabil bagi sisa orang Jomon yang tinggal dengan para migran Yayoi yang baru.

Namun, sisa-sisa bukti arkeologis yang ada atau mungkin memang belum ditemukan tidak dapat menjadi bukti dari penurunan populasi sebenarnya.

Associate Professor Jun Ohashi, seorang ahli genetika evolusi manusia dan pemimpin tim peneliti yang melakukan analisis mengatakan, selama ini bukti di situs arkeologis telah diteliti untuk membuktikan teori tersebut, tetapi itu sulit dan ada banyak keterbatasan.

Tapi sekarang, para peneliti menggunakan pendekatan baru untuk mengungkap misteri tersebut dengan menggunakan metode analisa DNA. Para peneliti dari Universitas Tokyo itu melakukan pendataan semacam sensus terhadap populasi kuno Jepang itu lewat analisis kromosom Y pria yang hidup di pulau-pulau utama Jepang modern.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Scientific Reports Eurekalert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x