Temuan Arkeologi Mengungkap Sejak Kapan Manusia Makan Karbohidrat Seperti Nasi

- 4 Oktober 2023, 16:00 WIB
Temuan arkeologi mengungkap kapan pertama kali manusia mengonsumsi karbohidrat seperti nasi.
Temuan arkeologi mengungkap kapan pertama kali manusia mengonsumsi karbohidrat seperti nasi. /Unsplash

Indonesains - Hampir seluruh manusia saat ini menggantungkan hidupnya dengan mengonsumsi karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dalam sejarah dunia, bisa beragam, mulai dari nasi, gandum, kentang hingga sagu.

Manusia adalah makhluk pemakan segala, tapi entah sejak kapan manusia menjadikan karbohidrat sebagai makanan utama, seperti makan nasi. Sebuah penelitian dari tim arkeolog internasional mencoba mengungkapkan hal tersebut.

Sebuah Penemuan di Gua Sungai Klasies di Cape selatan Afrika Selatan, sisa-sisa makanan hangus dari perapian ditemukan.

Temuan arkeologi memberikan bukti arkeologis pertama manusia modern yang memanggang dan memakan tepung tumbuhan yang mengandung karbohidrat, seperti yang berasal dari umbi dan rimpang. Temuan arkeologi itu diperkirakan berumur sekitar 120.000 tahun yang lalu.

Cynthia Larbey dari Departemen Arkeologi di Universitas Cambridge mengatakan, temuan arkeologi itu sangat menarik, bukti genetik dan biologis sebelumnya menunjukkan bahwa manusia purba memakan karbohidrat atau pati, tetapi penelitian itu belum pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian tersebut merupakan bagian dari penyelidikan multidisiplin sistemik tentang tanaman dan api dalam kehidupan masyarakat Zaman Batu Pertengahan.

Menurutnya, temuan arkeologi tersebut menunjukkan bahwa perapian abu kecil itu digunakan untuk memasak makanan seperti akar dan umbi bertepung dari tingkat paling awal sekitar 120.000 tahun lalu hingga 65.000 tahun lalu.

Profesor Sarah Wurz dari Sekolah Geografi, Arkeologi dan Studi Lingkungan di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan (Wits University) dan peneliti utama situs tersebut mengatakan temuan arkeologi itu menunjukkan bahwa manusia purba mengikuti diet seimbang dan bahwa mereka adalah jenius ekologis.

Mereka mampu mengeksploitasi lingkungan mereka secara cerdas untuk mendapatkan makanan yang cocok dan mungkin termasuk obat-obatan.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x