Dunia Arkeologi: Membangkitkan Bir Palestina Kuno dari Guci Nabi Nehemia

- 7 Oktober 2023, 10:00 WIB
Penemuan di dunia arkeologi membuat bir Palestina kuno dapat dibangkitkan kembali.
Penemuan di dunia arkeologi membuat bir Palestina kuno dapat dibangkitkan kembali. /Yaniv Berman

Indonesains - Para arkeolog memulai petualangan ilmiah dengan menganalisis tembikar guci kuno yang diyakini digunakan pada masa Nabi Nehemia, tokoh penting pada zaman kuno sekitar 5.000 tahun lalu. Nabi Nehemia memegang peran sebagai tokoh visioner yang memimpin Yudea pada masa pemerintahan Persia sekitar 400 SM.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Ronen Hazan dan Dr. Michael Klutstein, ahli mikrobiologi dari School of Dental Medicine di Hebrew University of Jerusalem. Mereka memfokuskan penelitian pada koloni ragi yang tumbuh dan berkembang di pori-pori nano tembikar kuno dari zaman sekitar 3.000 SM.

Tembikar ini diyakini sebagai wadah yang digunakan untuk bir dan kendi anggur sejak masa pemerintahan Firaun Mesir Narmer (sekitar 3000 SM) hingga zaman Nabi Nehemia (400 SM). Guci ini menjadi saksi bisu sejarah, menyimpan cerita minuman kuno yang diminum oleh bangsawan dan pemimpin kuno.

Melalui penelitian arkeologi yang mengagumkan, para ilmuwan menemukan spesimen ragi yang masih bertahan di dalam guci kuno tersebut. Langkah berikutnya adalah mengundang para koki untuk mengisolasi dan mengidentifikasi spesimen ragi yang telah bertahan selama ribuan tahun.

Untuk diketahui, Nabi Nehemiah, juga dieja Nehemias adalah pemimpin Yahudi yang mengawasi pembangunan kembali Yerusalem pada pertengahan abad ke-5 SM setelah dibebaskan dari tahanan oleh raja Persia Artaxerxes I.

Ia juga melembagakan reformasi moral dan liturgi yang ekstensif dalam mendedikasikan kembali orang-orang Yahudi kepada Yahweh. Nabi Nehemia adalah juru minuman Raja Artaxerxes I pada saat Yehuda di Palestina telah dihuni kembali oleh sebagian orang Yahudi yang dibebaskan dari pengasingan mereka di Babilonia.

Para ilmuwan dunia arkeologi menciptakan kembali bir yang diminum oleh Firaun.
Para ilmuwan dunia arkeologi menciptakan kembali bir yang diminum oleh Firaun. Pixabay

Kuil di Yerusalem telah dibangun kembali, namun komunitas Yahudi di sana putus asa dan tidak berdaya melawan tetangga mereka yang non-Yahudi.

Proses selanjutnya melibatkan pembersihan dan analisis genom lengkap dari spesimen ragi, yang kemudian dianalisis oleh Dr. Amir Szitenberg di Dead Sea-Arava Science Center. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kultur ragi kuno ini mirip dengan ragi yang digunakan dalam minuman tradisional Afrika seperti tej anggur madu Ethiopia, serta ragi modern yang digunakan dalam pembuatan bir.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Hebrew University


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x