Materi Eksotis dan Pengembangan Generator Energi Nuklir yang Aman

- 8 Oktober 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi penemuan materi eksotis di Matahari.
Ilustrasi penemuan materi eksotis di Matahari. /PxFuel

Indonesains - Pengembangan generator energi nuklir sering kali mendapatkan penolakan karena isu keamanan. Tapi penemuan materi eksotis di Matahari seperti dapat menjadi kunci untuk mengembangkan energi nuklir yang aman, menurut ilmuwan.

Temuan tim ilmuwan gabungan dari Irlandia dan Perancis, menunjukkan tentang bagaimana materi berperilaku dalam kondisi ekstrim di atmosfer matahari. Itu berkaitan dengan keadaan plasma, materi keempat yang eksotis namun kurang begitu dipahami selama ini.

Peneliti Pascadoktoral di Trinity College Dublin dan Institut Studi Lanjut Dublin (DIAS), Dr Eoin Carley mengatakan, temuan tersebut dapat menjadi kunci untuk mengembangkan generator energi nuklir yang aman, bersih dan efisien di Bumi. Para ilmuwan mempublikasikan temuan mereka dalam jurnal internasional terkemuka Nature Communications di laman www.nature.com.

Seperti diketahui, sebagian besar materi yang sering kita temuai dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk padat, cair dan gas. Padahal, mayoritas alam semesta terdiri dari plasma, aliran yang sangat tidak stabil dan bermuatan listrik. Matahari juga terbuat dari plasma.

Meskipun merupakan bentuk materi yang paling umum di alam semesta, namun plasma tetap menjadi misteri terutama karena kelangkaannya dalam kondisi alam di Bumi yang membuatnya sulit dipelajari.

Ilustrasi reaktor nuklir berbahan uranium, listrik bisa dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga nuklir.
Ilustrasi reaktor nuklir berbahan uranium, listrik bisa dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga nuklir. Pixabay/Pete Linforth

Laboratorium khusus di Bumi menciptakan kembali kondisi ruang yang ekstrem untuk tujuan ini, tetapi Matahari mewakili laboratorium alami untuk mempelajari bagaimana plasma berperilaku dalam kondisi yang seringkali terlalu ekstrem untuk laboratorium di Bumi.

Para peneliti menggunakan teleskop radio besar di Paris Observatory dan kamera ultraviolet pada pesawat ruang angkasa NASA untuk melakukan pengamatan dan lebih memahami perilaku materi keempat tersebut.

Profesor di DIAS dan kolaborator pada proyek tersebut, Peter Gallagher, mengatakan fusi nuklir adalah jenis berbeda dari pembangkit energi nuklir yang menyatukan atom-atom plasma bersama-sama. Reaksi fusi lebih stabil dan lebih aman dan tidak memerlukan bahan bakar yang sangat radioaktif. Tapi, kenyataannya, sebagian besar bahan limbah dari fusi adalah helium inert.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Trinity College Dublin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x