Makam Merneith, pemerintahannya dan kepribadiannya sebagai salah satu wanita bersejarah terpenting selama pembentukan Firaun awal negara tidak pernah mendapat perhatian yang semestinya.
Padahal pekuburan kerajaan di Umm el-Qaab, Abydos, telah diselidiki secara intensif oleh Institut Arkeologi Jerman sejak tahun 1978.
“Ratu Merneith mungkin adalah wanita paling berkuasa pada masanya,” kata ahli arkeologi University of Wina, Christiana Köhler dan rekan-rekannya dari Austria dan Jerman.
“Para peneliti saat ini berspekulasi bahwa dia mungkin adalah firaun wanita pertama di Mesir kuno dan merupakan pendahulu Ratu Hatshepsut dari dinasti ke-18. Identitas aslinya masih menjadi misteri.”
“Kami baru-baru ini memulai penggalian arkeologi di makam Merneith di Abydos dan menemukan informasi baru yang signifikan tentang wanita bersejarah yang penting ini.”
Di antara sejumlah besar barang yang dari penemuan arkeologi ini, terdapat ratusan guci anggur berukuran besar.
Banyak dari guci tersebut dalam kondisi terawat baik dan mengandung residu organik yang mereka tafsirkan sebagai sisa-sisa anggur kuno.
“Beberapa guci masih terpelihara dengan baik dan bahkan masih tersegel dalam keadaan aslinya,” kata peneliti.
“Selain itu, prasasti memberi kesaksian bahwa Ratu Merneith bertanggung jawab atas kantor-kantor pemerintah pusat seperti perbendaharaan, yang mendukung gagasan tentang signifikansi historisnya yang istimewa.”