Dunia Astronomi: Fenomena Alam Hujan Berlian di Neptunus

- 14 Oktober 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi fenomena dunia astronomi, hujan berlian.
Ilustrasi fenomena dunia astronomi, hujan berlian. /Audacy

Indonesains - Tim peneliti internasional telah menunjukan adanya fenomena alam di dunia astronomi berupa "Hujan Berlian" yang mengesankan. Hasil penelitian tersebut merupakan kolaborasi ilmuwan Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR) dengan periset dari Jerman dan Amerika Serikat.

Fenomena tersebut terjadi di raksasa es tata surya kita, yakni di planet Neptunus. Planet Neptunus adalah planet terjauh jika ditinjau dari Matahari. Planet ini dinamai dari dewa lautan Romawi yaitu Neptunus.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan ultra-strong X-ray laser dan fasilitas lainnya di Stanford Linear Accelerator Center (SLAC) di California. Mereka mensimulasikan kondisi di dalam raksasa kosmik.

Untuk pertama kalinya, para peneliti dunia astronomi dapat mengamati fisi hidrokarbon dan konversi karbon menjadi berlian secara langsung. Mereka menerbitkan penemuan mereka di jurnal Nature Astronomy.

Bagian dalam planet seperti Neptunus atau Uranus terdiri dari inti padat yang terbungkus lapisan es tebal, yang sebagian besar terdiri dari hidrokarbon, air dan amonia.

Ilmuwan merekonstruksi proses terbentuknya berlian.
Ilmuwan merekonstruksi proses terbentuknya berlian. Pexels

Untuk waktu yang lama di dunia astronomi, astrofisikawan telah berspekulasi bahwa tenanan yang berada lebih dari 10.000 kilometer di bawah permukaan planet itu memecah hidrokarbon yang menyebabkan berlian terbentuk, yang kemudian tenggelam lebih dalam ke dalam inti planet.

"Selama ini, tidak ada yang bisa langsung mengamati hujan berlian ini dalam setting eksperimental," kata Dr. Dominik Kraus, Kepala Kelompok Riset Junior Helmholtz di HZDR, seperti dilansir dari EurekAlert.

Terobosan itulah yang dilakukan Kraus dan tim internasionalnya, "Dalam percobaan kami, kami menemukan jenis plastik khusus Polystyrene, yang juga terdiri dari campuran karbon dan hidrogen dengan kondisi yang serupa dengan yang ada di dalam Neptunus atau Uranus," jelasnya.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: EurekAlert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x