Network
Bruce Weinberg, penulis utama studi dan profesor ekonomi di The Ohio State University mengatakan, mereka percaya bahwa temuan tersebut tidak hanya terbatas pada bidang ekonomi, tapi juga di bidang lainnya.
Menurutnya, banyak orang percaya bahwa kreativitas secara eksklusif terkait dengan pemuda, tetapi itu benar-benar tergantung pada jenis kreativitas apa yang kita bicarakan.
Baca Juga: 90 Persen Remaja Perempuan Terbunuh Oleh Pasangan Intimnya
Dalam studi yang juga melibatkan David Galenson, profesor ekonomi di University of Chicago itu, diketahui bahwa para pemenang Hadiah Nobel yang melakukan pekerjaan paling inovatif di awal karir mereka cenderung menjadi inovator "konseptual".
Tipe inovator ini "berpikir di luar kebiasaan", menantang kearifan konvensional dan cenderung memunculkan ide-ide baru secara tiba-tiba. Inovator konseptual cenderung memuncak pada awal karir mereka, sebelum mereka tenggelam dalam teori-teori lapangan yang sudah diterima.
Tetapi ada jenis kreativitas lain, katanya, yang ditemukan di antara inovator "eksperimental". Para inovator ini mengumpulkan pengetahuan melalui karier mereka dan menemukan cara-cara inovatif untuk menganalisis, menafsirkan, dan mensintesis informasi itu ke dalam cara-cara baru pemahaman.
Masa percobaan dan kesalahan yang panjang diperlukan untuk inovasi eksperimental yang penting membuat mereka cenderung terjadi pada akhir karir seorang pemenang Hadiah Nobel.
Jadi, kata Weinberg, apakah kamu mencapai puncak kreativitasmu pada awal atau akhir karirmu tergantung pada apakah kamu memiliki pendekatan konseptual atau eksperimental.***
