Network
Indonesains - Para ilmuwan yang dipimpin oleh USF College of Marine Science menggunakan pengamatan satelit NASA, telah menemukan kumpulan makroalga terbesar di dunia yang disebut Great Atlantic Sargassum Belt (GASB).
Penjelasan ilmiah atas penemuan kumpulan rumput laut terbesar di dunia itu telah diterbitkan dalam jurnal science. Para ilmuwan mengonfirmasi bahwa sabuk makroalga coklat yang disebut Sargassum, membentuk bentuknya sebagai respons terhadap arus laut, berdasarkan simulasi numerik.
Kumpulan rumput laut ini dapat tumbuh begitu besar sehingga menyelimuti permukaan Samudra Atlantik tropis dari pantai barat Afrika ke Teluk Meksiko.
Ini terjadi tahun lalu ketika lebih dari 20 juta tonnya - lebih berat dari 200 kapal induk bermuatan penuh mengapung di perairan dan beberapa di antaranya membuat masalah di garis pantai yang melapisi Atlantik tropis, Laut Karibia, Teluk Meksiko, dan pantai timur Florida .
Baca Juga: Polusi Udara, Tanaman Hias Ini Dimodifikasi Menyerap Senyawa Berbahaya
Tim juga menggunakan data lingkungan dan lapangan untuk menyarankan bahwa sabuk terbentuk secara musiman sebagai respons terhadap dua input nutrisi utama: satu berasal dari manusia, dan satu alami.
Pada musim semi dan musim panas, debit Sungai Amazon menambah nutrisi ke lautan, dan nutrisi yang dibuang tersebut mungkin meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya deforestasi dan penggunaan pupuk.
Di musim dingin, upwelling lepas pantai Afrika Barat memberikan nutrisi dari perairan dalam ke permukaan laut di mana Sargassum tumbuh. Dr. Chuanmin Hu dari USF College of Marine Science, yang memimpin penelitian dan telah mempelajari Sargassum menggunakan satelit sejak 2006.
