Feromon Bikin Klepek-Klepek, Zat Kimia Fiktif Pemikat Cinta

- 7 Juli 2023, 13:42 WIB
Pesona nya memikat
Pesona nya memikat /T

INDONESAINS - Dalam kondisi alamiah, makhluk hidup jenis apapun ada ketertarikan antara lawan jenis, jantan dan betina. Seperti juga manusia memiliki getar-getar "chemistry" ketertarikan pria terhadap wanita (atau sebaliknya). Perasaan ini yang sering kali dikaitkan dengan rasa cinta dan ketertarikan seksual. Dunia menyebutnya sebagai "pheromone" atau feromon

Dilansir dari Healthline, feromon adalah rangkaian bahan kimia menarik yang diproduksi oleh berbagai hewan, tumbuhan dan kononnya juga manusia. Faktanya ada yang menghubungkan dengan wewangian tubuh untuk menarik lawan jenis. Ada sebuah iklan parfum yang mengatakan "cukup semprotkan sedikit feromon ke kulit, dijamin kamu dapat pasangan" 

Secara ilmiah fenomena ini masih simpang siur, sebagian besar menganggap jikalau feromon itu sebenarnya tidak ada. 

Pria maskulin punya daya tarik
Pria maskulin punya daya tarik Ali Pazani
Istilah pheromone pertama kali muncul tahun 1959, dianggap sebagai zat kimia yang dikeluarkan tubuh, dipercayai ada pada urine dan keringat manusia. Yang menjadikannya bentuk komunikasi tersembunyi antara individu. Saat seseorang mengirimkan sinyal feromon, orang lain (tentunya lawan jenis) akan menerima nya, lalu terjadi respon perubahan perilaku dan hormonal.  

Di dunia hewan feromon terbukti ada, untuk menandai wilayah, menarik pasangan, bahkan untuk interaksi dengan keturunannya. Tapi pada manusia apa memang benar ada? Banyak penelitian feromon di tubuh manusia yang dinyatakan lemah. Namun topik tidak bergeser, justru penelitian menggali: apakah feromon berpengaruh pada daya tarik dan reproduksi manusia?

Bagaimana cara feromon bekerja?
Bagaimana cara feromon bekerja? Samad Ismayilov
Cara kerja feromon

Sinyal kimiawi ini ada pada berbagai jenis hewan, terutama serangga dan mamalia. Pertama kali feromon ditemukan pada ngengat, lalu tikus, babi dan kambing. 

Ada empat jenis feromon:

  • Feromon Releasers, pelepasan feromon short acting, berkaitan dengan respon perilaku instan dan spesifik, seperti tertarik pada lawan jenis. 
  • Feromon Signalers, feromon ini berfungsi mengirimkan informasi tentang kesehatan, pola makan dan juga hierarki sosial 
  • Feromon Modulators, mempengaruhi suasan hati dan emosi
  • Feromon Primers, mempengaruhi perkembangan reproduksi, seperti menstruasi. 

Mamalia, reptil dan amfibi memiliki jaringan yang mendeteksi feromon bernama VNO (vomeronasal organ). Manusia memiliki VNO, tapi dianggap tidak fungsional. Kelinci dan domba menggunakan VNO untuk mendeteksi dan menanggapi feromon, melalui penciuman mereka. Hingga saat ini belum ada bukti kuat manusia memiliki feromon. 

Feromon pada manusia diduga berasal dari hormon steroid :

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Healtline science.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah