INDONESIANS- Teknologi semakin berkembang, peralatan elektronik yang dulunya memakai kabel kini beralih semua menjadi wireless alias tanpa kabel. Contohnya sound-bar alias speaker wireless, mouse-keyboard wireless, headset sampai charging ponselpun bisa dilakukan tanpa kabel (wireless charging).
Bayangkan suatu saat speaker atau pengeras suara digantkan oleh teknologi cahaya yang sekaligus bisa menghantarkan suara. Mungkin tidak ada lagi speaker berukuran masif dan besar, yang selalu tergantung dengan daya.
Dalam fisika dikenal nama Efek Opto-akustik, yaitu proses terbentuknya gelombang suara setelah terjadi penyerapan cahaya oleh suatu materi (benda). Untuk terjadi ini, intensitas cahaya harus bervariasi, seperti termodulasi secara periodik atau lampu kilat tunggal (pulse light).
Efek opto-akustik saat ini dimanfaatkan untuk membuat alat bantu dengar canggih dengan bantuan laser (laser hearing aid).
Alat bantu dengar biasa memiliki cara kerja memperkuat gelombang mekanis penghasil suara serta membuat gendang telinga bergetar. Sedangkan, perangkat pendengaran laser (laser hearing aid) dapat berfungsi menggunakan prinsip fisika yang sangat berbeda.
Ketika cahaya tertentu "menyentuh" suatu permukaan, sebagian energi cahaya (foton) diserap dan berubah menjadi gelombang mekanis, itu menghasilkan suara. Efek optoakustik telah diketahui fisikawan sejak lama, tetapi mulai disadari jika transfer energi ini dapat digunakan untuk pendengaran pada 2005.
Dr Gentiana Wenzel, dari University of Saarland di Homburg, Jerman didanai oleh European Research Council Uni Eropa, mengembangkan LASER HEARING AID.
Sebelum gelombang suara mencapai telinga, itu akan diubah (oleh alat) menjadi "denyutan" sinar laser, yang ditembakkan ke gendang telinga dan menginduksi (membentuk) gelombang suara. Sinyal listrik yang terjadi akan dikirimkan ke otak, dan diartikan sebagai suara.