Network
Indonesains - Beberapa tahun terakhir, informasi tentang gerhana sepertinya menjadi lebih diperhatikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Baik itu gerhana matahari maupun gerhana bulan.
Menariknya, peristiwa gerhana yang dianggap lebih sering kemudian dikaitkan dengan tanda kiamat. Gerhana dianggap sebagai pertanda akhir zaman. Bagaimana penjelasan ilmiahnya?
Terkait hal tersebut, sebenarnya tidak diketahui pasti entah bagaimana anggapan tersebut bermula. Entah karena isu kiamat sudah dekat yang dipicu informasi tentang gerhana, atau sebaliknya.
Bisa jadi anggapan tersebut adalah pemicunya, sehingga informasi yang dipicu tentang gerhana itu menjadi lebih diperhatikan beberapa tahun belakangan. Tapi yang jelas, informasi peristiwa langit itu menjadi lebih diperhatikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, saat ini gerhana dianggap lebih sering terjadi, padahal tidaklah demikian.
Baca Juga: Dunia Astronomi: Inilah Bintang Katai Kuno yang Ditemukan Ilmuwan Warga
Faktanya, gerhana yang terjadi 2 atau 3 tahun terakhir ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jadi tidak ada penjelasan ilmiah yang dapat menjelaskan mengapa gerhana dianggap lebih sering terjadi, karena kenyataannya tidak demikian.
Hanya saja sepertinya 1 dekade yang lalu orang-orang tidak begitu perhatian dengan isu ini, entah karena sekarang akses informasi yang lebih cepat atau karena dipicu isu lain, seperti misalnya tanda kimia yang membuatnya lebih mencuat.
Faktanya adalah gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah peristiwa yang langka. Untuk gerhana matahari misalnya, paling tidak setiap 18 bulan sekali akan terjadi.
Sedangkan gerhana bulan, justru lebih sering terjadi, paling tidak akan terjadi 4 kali gerhana setiap tahunnya. Jadi sebenarnya gerhana itu memang sering terjadi dan bukan hanya sekarang saja.
