Dunia Binatang: Papua Merupakan Rumah Terakhir Spesies Kodok di Dunia

- 13 September 2023, 13:00 WIB
Pulau Papua adalah rumah terakhir yang aman untuk spesies kodok di dunia binatang.
Pulau Papua adalah rumah terakhir yang aman untuk spesies kodok di dunia binatang. /Frontiers

Indonesains - Tim ilmuwan internasional menunjukkan bahwa Pulau Papua adalah rumah perlindungan terakhir spesies kodok di dunia binatang. Kodok-kodok di Pulau Papua cenderung aman dari infeksi mematikan yang telah memusnahkan ratusan spesies kodok di dunia.

Penelitian dunia binatang tersebut dipimpin oleh para peneliti dari Macquarie University dan University of New England di Australia.

Mereka memiliki rencana dan membutuhkan dukungan untuk membangun program pemantauan dan konservasi jangka panjang untuk melestarikan kodok di Pulau Papua (Provinsi Papua di bagian barat dan New Guinea di bagian timur).

Berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan, Papua adalah rumah terakhir yang aman bagi spesies kodok di dunia binatang. Pulau Papua merupakan satu-satunya tempat di dunia di mana kodok aman dari jamur chytrid yang selama ini telah memusnahkan lebih dari 90 spesies kodok.

Infeksi tersebut menyebabkan penurunan drastis pada 500 lebih spesies kodok di seluruh dunia, mendorong ratusan lainnya menuju kepunahan dan mengancam dunia binatang.

Peneliti mengatakan, Papua sebagai pulau tropis terbesar di dunia dan rumah bagi 6 persen dari semua spesies kodok yang dikenal adalah salah satu tempat perlindungan terakhir yang tersisa dari infeksi mematikan.

Untuk itulah, menurut peneliti, kita perlu berpikir bagaimana menjaga kodok-kodok di pulau itu tetap aman.

Rincian studi tersebut dipublikasikan di Jurnal Frontiers in Ecology and the Environment dengan judul "Island of opportunity: can New Guinea protect amphibians from a globally emerging pathogen?" secara daring di laman.

Jamur chytrid selama ini telah memusnahkan lebih dari 90 spesies kodok.
Jamur chytrid selama ini telah memusnahkan lebih dari 90 spesies kodok. Amphibia Web

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Frontiers in Ecology and the Environment


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah