Penjelasan Ilmiah: Apa yang Terjadi Pada Otak Saat Bungee Jumping?

- 27 September 2023, 19:55 WIB
Bunge Jumping.
Bunge Jumping. /Pexels

Indonesains - Tahu dengan Bungee Jumping? Salah satu aktivitas luar ruangan bagi mereka yang suka uji nyali. Penelitian para ahli dari Charité - Universitätsmedizin Berlin berhasil merekam aktivitas otak saat seseorang melakukan bungee jumping.

Melansir laman sciencedaily.com, ditemukan bahwa beberapa saat sebelum seseorang melompat dari jembatan tinggi saat bungee jumping, terdapat perubahan pada aktivitas otak mereka satu detik sebelum orang tersebut membuat keputusan secara sadar untuk melompat.

Penelitian tersebut adalah untuk pertama kalinya para peneliti berhasil mencatat "The readiness potential" atau potensi kesiapan di luar laboratorium dan menunjukkan efek emosi yang ekstrem. Potensi kesiapan adalah pergeseran tegangan listrik di otak, yang dapat diukur dengan menggunakan elektroda electroencephalography (EEG) yang ditempatkan di sepanjang kulit kepala.

Fenomena tersebut seperti gerakan refleks, gerakan yang dibuat sebelum seseorang itu sadar melakukan gerakan tersebut. Fenomena ini ditemukan pada tahun 1964, ketika Lüder Deecke dan Hans-Helmut Kornhuber mempelajari aktivitas otak subjek uji dari ratusan gerakan jari.

Pada intinya, beberapa waktu sebelum seseorang memutuskan melompat, ada potensi listrik di otak yang dapat diukur sekitar 500-600 ms sebelum melakukan lompatan.

Prof. Soekadar yang memimpin penelitian tersebut mengatakan mengukur potensi listrik itu sangat sulit bahkan di bawah kondisi laboratorium, karena perubahan tegangan yang terlibat hanya dalam kisaran beberapa sepersejuta volt.

Namun, untuk memajukan pengembangan antarmuka otak-komputer yang cocok untuk penggunaan sehari-hari, tim peneliti tersebut sangat ingin mempelajari apakah potensi kesiapan dapat diukur dalam skenario kehidupan nyata.

Para ahli juga menemukan bahwa pola aktivitas otak yang dicatat selama lompatan dari ketinggian 192 meter tidak berbeda dari yang dicatat selama lompatan dari ketinggian hanya 1 meter.

Dua subjek uji juga menyelesaikan total 30 lompatan dari ketinggian 1 meter. Hasil ini berarti bahwa ketakutan yang dialami sebelum melakukan tindakan yang berpotensi mengancam jiwa tidak mempengaruhi sifat potensi kesiapan itu sendiri.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Charité - Universitätsmedizin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah