Perubahan Iklim Memperparah Penyakit Black Sigatoka Pada Pisang

- 29 September 2023, 15:50 WIB
Perubahan iklim memperparah Black Sigatoka.
Perubahan iklim memperparah Black Sigatoka. /Pixabay

Indonesains - Hasil penelitian dari University of Exeter menemukan hubungan antara penyakit black Sigatoka atau Sigatoka hitam dengan perubahan iklim. Perubahan iklim telah meningkatkan risiko penyakit jamur yang merusak tanaman pisang.

Penyakit Sigatoka hitam muncul dari Asia pada akhir abad ke-20 dan baru-baru ini telah menyebar hingga ke daerah penghasil pisang di Amerika Latin dan Karibia.

Penelitian tersebut menemukan bahwa perubahan kondisi kelembaban dan suhu telah meningkatkan risiko Black Sigatoka lebih dari 44% di daerah itu sejak 1960-an.

Perdagangan internasional dan peningkatan produksi pisang juga membantu penyebaran Black Sigatoka, yang dapat mengurangi buah yang dihasilkan oleh tanaman yang terinfeksi hingga 80%.

Dr Daniel Bebber, dari University of Exeter, mengatakan Sigatoka hitam disebabkan oleh jamur (Pseudocercospora fijiensis) yang siklus hidupnya sangat ditentukan oleh cuaca dan iklim mikro.

Penelitian itu menunjukkan bahwa perubahan iklim telah membuat suhu lebih baik untuk perkecambahan dan pertumbuhan spora, dan membuat kanopi tanaman lebih basah, meningkatkan risiko infeksi Black Sigatoka di banyak daerah penanaman pisang di Amerika Latin.

Meskipun secara keseluruhan peningkatan risiko Black Sigatoka di daerah yang kami periksa, kondisi yang lebih kering di beberapa bagian Meksiko dan Amerika Tengah telah mengurangi risiko infeksi.

Studi ini menggabungkan data eksperimental tentang infeksi Black Sigatoka dengan informasi iklim terperinci selama 60 tahun terakhir. Sigatoka hitam, yang ganas terhadap berbagai tanaman pisang, pertama kali dilaporkan di Honduras pada tahun 1972.

Ia menyebar ke seluruh wilayah ke Brasil pada tahun 1998 dan pulau-pulau Karibia di Martinik, St Lucia dan St Vincent dan Grenadines pada akhir 2000-an. Penyakit ini sekarang juga telah mencapai utara Florida.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Philosophical Transactions of the Royal Society B


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah