Menurut Sains, Lingkungan Yang Terlalu Bersih Membuat Anak Gampang Sakit

- 30 September 2023, 10:45 WIB
Lingkungan yang terlalu besih justru tidak baik.
Lingkungan yang terlalu besih justru tidak baik. /Pixabay

Indonesains - Umumnya para orang tua lebih percaya bahwa anak-anak harus berada dalam lingkungan yang sebersih mungkin, padahal menurut sains lingkungan yang tidak begitu bersih justru baik untuk sistem kekebalan tubuh anak. Dan anak yang terbiasa berada di lingkungan yang terlalu bersih terbukti lebih gampang sakit, lebih sering demam, asma dan berbagai kondisi lainnya.

Hal itulah yang disebut dengan hipotesis higienis, teori yang dicetuskan pertama kali oleh Profesor David Stratachan pada tahun 1980-an yang menyebutkan bahwa hidup yang terlalu bersih pada masa kanak-kanak justru meningkatkan risiko alergi dan asma. Hipotesis itu menjadi rujukan banyak peneliti untuk menelitinya lebih lanjut dan terbukti hipotesis itu benar.

Penelitian lebih lanjut telah menemukan bahwa anak-anak di daerah berkembang di dunia cenderung mengembangkan alergi dan asma dibandingkan dengan anak-anak di negara maju.

Sebagai contoh, pada akhir 1990-an, Dr. Erika von Mutius, seorang peneliti kesehatan, membandingkan tingkat alergi dan asma di Jerman Timur dan Jerman Barat, yang disatukan pada tahun 1999. Hipotesis awalnya adalah bahwa anak-anak Jerman Timur, yang tumbuh di kondisi lebih kotor dan umumnya kurang sehat, akan memiliki lebih banyak alergi dan menderita lebih dari asma daripada anak-anak di Jerman Barat.

Namun, penelitiannya menemukan fakta sebaliknya, anak-anak di daerah yang tercemar di Jerman Timur memiliki reaksi alergi yang lebih rendah dan lebih sedikit kasus asma daripada anak-anak di Jerman Barat.

Melansir laman Live Science, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) menyebutkan bahwa untuk membangun sistem kekebalan tubuh, idenya sederhana. Ketika bayi berada di dalam rahim mereka memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah karena mendapatkan perlindungan dari antibodi ibunya.

Menurut sains, ketika keluar dari rahim, sistem kekebalan harus mulai bekerja untuk dirinya sendiri. Agar sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik, seorang anak harus terpapar kuman sehingga memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat.

Penelitian lain telah menemukan hasil yang serupa, paparan kuman memicu respons inflamasi (peradangan) internal pada anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang lebih bersih, yang mengarah ke penyakit seperti asma, menurut sebuah artikel tahun 2002 di Science Magazine.

Kemudian, hasil penelitian yang diterbitkan di Jurnal Psychopharmacology menemukan bakteri di dalam tanah yang menurut peneliti memiliki senyawa yang dapat mengatur sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi dan gangguan kesehatan mental.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Science Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah