Network
Indonesains - Kita semua sepertinya setuju bahwa sebagian besar tomat yang dibeli di pasaran tidak memiliki banyak rasa. Tapi sekarang, para ilmuwan dari Badan Penelitian Pertanian (ARS) dan Institut Boyce Thompson (BTI) telah mendapatkan solusinya.
Para ilmuwan telah menciptakan variasi rasa tomat dari penelitian mereka. Hasil penelitian mereka telah dirincikan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Nature Genetics.
Ahli biologi molekuler James Giovannoni dari Laboratorium Penelitian Tanaman, Tanah dan Nutrisi ARS dan ilmuwan bioinformatika BTI, Zhangjun Fei telah membangun gen baru untuk tomat yang dibudidayakan dan kerabatnya yang liar, memetakan hampir 5.000 gen yang sebelumnya tidak terdokumentasi.
Genom adalah peta biologis gen organisme dan fungsinya. Tetapi genom biasanya dari varietas tunggal, yang kemudian bertindak sebagai genom referensi untuk seluruh spesies.
Pan-genom ini mencakup semua gen dari 725 tomat liar yang dibudidayakan dan yang berkaitan, yang mengungkapkan 4.873 gen yang tidak ada dari genom sumber asli.
Sementara tomat yang dibudidayakan memiliki berbagai variasi fisik dan metabolisme, ada beberapa hambatan selama domestikasi dan pembibitan.
Ini berarti tomat saat ini memiliki basis genetik yang sempit. Penemuan tersebut membantu mengidentifikasi gen tambahan di luar sumber aslinya yang mungkin tersedia untuk pemuliaan dan perbaikan tanaman.
Di zaman modern, pemulia memusatkan perhatian pada sifat-sifat seperti hasil, umur simpan, ketahanan terhadap penyakit dan toleransi terhadap gangguan lingkungan, sifat-sifat yang secara ekonomis penting bagi petani.
Tomat adalah salah satu sayuran yang paling banyak dimakan - meskipun mereka sebenarnya buah-buahan - dengan produksi tahunan di seluruh dunia sebesar 182 juta ton, bernilai lebih dari $ 60 miliar.
