Menurut Ilmuwan: Kepemilikan Anjing Ternyata Dipengaruhi Genetika

- 4 Oktober 2023, 19:00 WIB
Kepemilikan anjing, menurut ilmuwan, berdasarkan genetika.
Kepemilikan anjing, menurut ilmuwan, berdasarkan genetika. /Pexels

Indonesains - Kamu memiliki anjing? Mengapa kamu memilikinya? Sebuah penelitian yang dilakukan tim ilmuwan Swedia dan Inggris menemukan bahwa kepemilikan anjing ternyata dipengaruhi oleh faktor genetika. Menurur ilmuwan, penelitian tersebut menggunakan data dari Swedish Twin Registry, data dari 35.035 anak kembar di Swedia yang merupakan data terbesar yang berkaitan dengan hal tersebut.

Menurut ilmuwan, metode mempelajari anak kembar adalah metode yang terkenal untuk mengurai pengaruh lingkungan dan gen pada perilaku manusia. Hal itu karena diketahui bahwa kembar identik berbagi seluruh genomnya, dan kembar tidak identik rata-rata hanya berbagi setengah dari variasi genetiknya sehingga dapat dibandingkan.

Genetika adalah studi ilmiah tentang gen dan keturunan, tentang bagaimana kualitas atau sifat tertentu diturunkan dari orang tua kepada keturunannya sebagai akibat dari perubahan urutan DNA. Gen adalah segmen DNA yang berisi instruksi untuk membangun satu atau lebih molekul yang membantu kerja tubuh.

Seperti diketahui, selama ini anjing dikenal sebagai salah satu hewan peliharaan paling awal yang dimiliki manusia sejak dahulu kala. Anjing adalah hewan peliharaan yang umum dan dikaitkan dengan kebahagiaan pemiliknya. Dan pada penelitian ini, para peneliti ingin mengetahui apakah kepemilikan anjing memiliki komponen yang dapat diwariskan.

Dari hasil analisis peneliti, diketahui bahwa susunan genetik seseorang tampaknya menjadi pengaruh yang signifikan dalam apakah seseorang memiliki anjing. Dari hasil pembandingan data anak kembar tersebut. Para peneliti menemukan kesesuaian kepemilikan anjing jauh lebih besar pada kembar identik daripada kembar tidak identik.

Patrik Magnusson, penulis senior dan Associate Professor di Epidemiologi di Departemen Epidemiologi Medis dan Biostatistik di Karolinska Insitutet mengatakan, meski studi itu tidak dapat memberi tahu kita secara pasti gen mana yang terlibat, tapi setidaknya dapat menunjukan untuk pertama kalinya bahwa genetika dan lingkungan memainkan epran yang sama dalam menentukan kepemilikan anjing.

Studi tersebut, menurut ilmuwan, memiliki implikasi besar untuk memahami sejarah domestikasi anjing - menjadikan anjing hewan peliharaan - yang mendalam dan penuh teka-teki. Dekade penelitian arkeologis telah membantu mengetahui tentang di mana dan kapan anjing masuk ke dunia manusia, dan sekarang data genetik modern memungkinkan mengeksplorasinya lebih jauh.

Hasil penelitian tersebut diterbitkan di Nature Scientific Reports dengan judul "Evidence of large genetic influences on dog ownership in the Swedish Twin Registry has implications for understanding domestication and health associations" yang dapat diakses secara terbuka.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Nature


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah