Mereka menemukan data genom orang-orang yang hidup pada Zaman Perunggu dan Besi (~3.600 -2.800 tahun yang lalu) di kota pelabuhan kuno Ashkelon, salah satu kota inti Palestina selama Zaman Besi.
Tim menemukan bahwa nenek moyang orang Palestina diperkenalkan di Ashkelon sekitar waktu perkiraan kedatangan orang Palestina. Hal itu menunjukkan bahwa nenek moyang orang Palestina bermigrasi melintasi Mediterania, mencapai Ashkelon pada awal Zaman Besi.
Laporan peneliti menyebutkan bahwa analisis DNA dari sisa-sisa manusia mencakup tiga periode waktu berbeda.
Periode penguburan ini mencakup Zaman Perunggu Pertengahan dan Akhir (sekitar 1650 hingga 1200 SM), yang berarti sebelum kedatangan bangsa Palestina, sedangkan penguburan bayi diperkirakan terjadi pada akhir tahun 1100 SM setelah kedatangan bangsa Palestina.
Terakhir, ada juga individu yang dimakamkan di pemakaman Palestina pada Zaman Besi kemudian (berasal dari abad ke-10 dan ke-9 SM).
Sampel DNA Zaman Besi awal secara proporsional menyertakan lebih banyak “keturunan Eropa tambahan” dalam tanda genetik mereka. Kira-kira proporsilnya sekitar 14 persen, dibandingkan sampel Zaman Perunggu pra-Palestina, yaitu 2 hingga 9 persen.
Meskipun asal muasal gen Eropa tidak dapat disimpulkan, para ahli telah menentukan bahwa kemungkinan besar gen tersebut berasal dari Yunani, Kreta, Sardinia, atau semenanjung Iberia.
Banyak peneliti juga menghubungkan kehadiran bangsa Palestina dengan sejarah Yunani kuno serta eksploitasi Masyarakat Laut. Itu adalah suku yang menyerbu Mediterania timur pada akhir Zaman Perunggu Akhir pada abad ke-13 dan awal abad ke-12 SM.
Laporan penelitian tersebut telah dipublikasikan di Max Planck Institute of Geoanthropology dengan judul "Ancient genomes suggest that the Philistines descended from people who migrated across the Mediterranean."***