Network
Indonesains - Beberapa tahun terakhir, penelitian kulit elektronik atau disebut e-skin menjadi cukup populer. Sejumlah penemuan kulit elektronik telah dipublikasikan. Ilmuwan Jepang berhasil mengembangkan e-skin yang lebih inovatif dengan bentuk yang lebih tipis dan elastis.
Melansir laman EurekAlert, penelitian tersebut telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan The American Association for the Advancement of Science (AAAS) di Austin. Teknologi e-skin diharapkan dapat menjadi masa depan bagi dunia robot dan juga dapat diaplisikan pada kulit manusia sebagai alat kesehatan.
E-skin yang diaplikasikan pada kulit manusia dimaksudkan untuk dapat menjadi pemantau kesehatan dan bisa mengukur tanda-tanda vital pada tubuh manusia, seperti suhu tubuh dan gerakan serta bisa menjadi pengingat tubuh manusia terhadap hal yang tidak diinginkan.
Kemudian, sistem e-skin juga dikembangkan untuk dapat membantu akses informasi bagi orang-orang yang cenderng mengalami keslutian mengoperasikan data perangkat seperti pada orang tua dan antar muka yang ada seperti saat ini seperti misalnya layar ponsel.
Ciptakan ilmuwan Jepang tersebut dikembangkan oleh sebuah kolaborasi antara para periset di Graduate School of Engineering dan Dai Nippon Printing (DNP) Universitas Tokyo, perusahaan percetakan terkemuka di Jepang, terdiri dari rangkaian LED mikro 16 dan 24 dan kabel pengatur yang dipasang pada karet yang sanga tipis.***
