Pengenalan Iptek Kepada Masyarakat oleh Mahasiswa S2 Kimia, Universitas Bengkulu

- 2 Agustus 2023, 14:01 WIB
Pengabdian masyarakat
Pengabdian masyarakat /Dokumentasi S2 Kimia FMIPA Unib

Indonesains - Mahasiswa Program Studi S2 Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Bengkulu pada semester genap 2022-2023 kembali melakukan pengabdian masyarakat. Mereka melatih siswa, guru, dan ibu-ibu rumah tangga pada kegiatan pelatiah teknologi tepat guna.

Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini bertajuk “Pelatihan Teknologi Tepat Guna Pembuatan Eko Enzim dari Limbah Organik Menjadi Cairan Serba Guna dan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring dengan Modal Cukup 50 Ribu Saja” yang digelar pada Jum'at, 9 Juni 2023.

Pelatihan tersebut digelar di dua tempat, yaitu SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Kota Bengkulu dan ibu-ibu rumah tangga warga RT 7 RW 2 Perumahan Taman Bentiring, Kota Bengkulu.

Pada kegiatan pengabdian pertama, siswi dan Guru SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu, sangat antusias mengikuti pelatihan pembuatan cairan serba guna Eko Enzim dari limbah organik yang disampaikan oleh mahasiswa S2 Kimia, FMIPA, Universitas Bengkulu.

Seperti diketahui, akhir-akhir ini eko enzim yang dibuat dari limbah organik rumah tangga menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan. Mulai dari ibu-ibu rumah tangga, siswa, para praktisi dan relawan pemerhati lingkungan.

Pasalnya, cairan ajaib ini dapat dibuat dengan mudah dari limbah organik. Seperti misalnya limbah kulit buah buahan, dan limbah sayuran.

Baca Juga: Sundaland, Kotoran Kelelawar di Kalimantan dan Biodiversitas Indonesia

 

Praktik langsung pembuatan eko enzim oleh siswi SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu pada Jum'at, 9 Juni 2023.
Praktik langsung pembuatan eko enzim oleh siswi SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu pada Jum'at, 9 Juni 2023. Dokumentasi S2 Kimia FMIPA Unib

Limbah organik tersebut dicampurkan dengan gula serta air dengan perbandingan 3 bagian limbah buah buahan, 1 bagian gula, dan 10 bagian air.

Selanjutnya, semua bahan dicampur dalam wadah tertutup, lalu difermentasi selama 3 bulan. Jangan lupa pada minggu-minggu pertama sesekali tutup wadah dibuka untuk membuang gas hasil fermentasi.

Cairan eko enzim yang dihasilkan setelah fermentasi selama 3 bulan akan berwarna kuning sampai coklat, beraroma segar dan sedikit asam, tergantung dari limbah organik dan sumber gula yang digunakan.

Menurut Setyo Eko dan Avid lyandi perwakilan Tim Pengabdian, Eko Enzim ini memiliki segudang manfaat. Antara lain dapat dimanfaatkan sebagai hand sanitizer, cairan pencampur deterjen dan cairan untuk pembersih lantai.

Kemudian dapat pula menjadi cairan pengusir hama pada tanaman, pembersih kandang ternak dan sebagai pupuk, pembersih perairan, serta banyak manfaat lainnya.

Menurut Prof Morina Adfa selaku dosen pembimbing kegiatan Pengabdian ini, eko enzim mengandung bakteri dan jamur yang mempunyai aktivitas antimikrobial.

“Selain dapat mewujudkan peta jalan penelitian dan pengabdian masyarakat Jurusan Kimia FMIPA-UNIB, kegiatan ini juga diaharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada siswi dan guru SMPTQ Salsabila dalam mengolah limbah organik yang dihasilkan sekolah, karena SMPTQ Salsabila ini merupakan Boarding School,” kata Avid.

Baca Juga: Mengacu Pada Film Oppenheimer, 3 Ledakan Bom Atom Terbesar yang Pernah Terjadi di Dunia 

Hand sanitizer, cairan pencuci piring, cairan pengusir nyamuk, dan cairan pestisida produk turunan eko enzim yang berhasil dibuat oleh siswi SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu.
Hand sanitizer, cairan pencuci piring, cairan pengusir nyamuk, dan cairan pestisida produk turunan eko enzim yang berhasil dibuat oleh siswi SMPTQ Salsabila Curup Timur, Rejang Lebong, Bengkulu. Dokumentasi S2 Kimia FMIPA Unib

Kepala sekolah Bapak Wirhan Mardo menyampaikan apresiasi terhadap dosen dan mahasiswa S2 Kimia Universitas Bengkulu yang telah berbagi ilmu untuk guru dan siswa-siswi SMPTQ Salsabila.

“Kami sangat berterima kasih atas kedatangan adik-adik mahasiswa S2 Kimia dari Universitas Bengkulu untuk melakukan kegiatan pelatihan pembuatan eko enzim di sekolah kami," katanya.

Biasanya semua limbah organik hasil aktivitas sehari-hari siswa dan guru akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah tanpa pengolahan apapun.

Setelah mendapatkan pelatihan ini, kami akan mencoba mengolah limbah sayuran dan buahan menjadi eko enzim. Nantinya cairan ini dapat dimanfaatkan untuk cairan pembersih lantai, cairan pencuci piring dan cairan pengusir hama pada tanaman.

"Alhamdulilllah kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, sekolah dan para siswi."

Kegiatan Pengabdian kedua, para mahasiswa melatih ibu ibu rumah tangga warga RT 7 RW 02 Perumahan Taman Bentiring, Kota Bengkulu. Mereka memberikan pelatiah pembuatan sabun cair cuci piring dengan modal 50 ribu saja.

Baca Juga: Inilah Spesies Hominin di Filipina Yang Mirip The Hobbit Indonesia

 

Ibu Ibu rumah tangga warga RT 007 RW 002 perumahan Taman Bentiring, Kota Bengkulu sangat antusias praktek pembuatan sabun cair cuci piring.
Ibu Ibu rumah tangga warga RT 007 RW 002 perumahan Taman Bentiring, Kota Bengkulu sangat antusias praktek pembuatan sabun cair cuci piring. Dokumentasi S2 Kimia FMIPA Unib

Sabun adalah kebutuhan pokok rumah tangga, baik sabun pencuci piring maupun deterjen pencuci baju. Harga sabun cair cuci piring dipasaran bervariasi tergantung produknya, relatif harganya tidaklah murah.

Oleh karena itu, mahasiswa S2 kimia mengajak ibu-ibu untuk belajar dan berlatih membuat sabun cuci piring sendiri dengan modal yang tidak terlalu mahal.

Meski berbiaya rendah, namun hasilnya tak kalah baik dengan sabun cuci piring pasaran. Produk yang dihasilkan sangat banyak, dengan busa berlimpah dan cara membuat yang sangat gampang.

Ibu Yuli Yanti selaku ketua RT mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat di RT-nya ini baru pertama kali dilakukan.

Beliau sangat antusias karena warga RT nya telah dipilih menjadi khalayak sasaran kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring oleh Prodi S2 Kimia Fakultas MIPA Universitas Bengkulu.

“Kegiatan ini sangat bagus dan bermanfaat, saya sangat berterima kasih adik-adik dari Universitas Bengkulu ini mau melakukan pelatihan pembuatan sabun cuci piring di RT kami”

Baca Juga: Kekerasan di Sekolah: Salah Murid atau Guru?

 

Produk sabun cuci piring yang berhasil dibuat oleh ibu-ibu warga perumahan Taman Bentiring bersama mahasiswa S2 kimia, Minggu, 26 Februari 2023.
Produk sabun cuci piring yang berhasil dibuat oleh ibu-ibu warga perumahan Taman Bentiring bersama mahasiswa S2 kimia, Minggu, 26 Februari 2023. Dokumentasi S2 Kimia FMIPA Unib

 

Baca Juga: Kisah Petualangan Indiana Jones dan Dunia Arkeologi yang Sebenarnya

Lebih lanjut, menurut beliau, selain bermanfaat karena bahan-bahannya yang ekonomis, hasil dari pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini dapat dimanfaatkan khususnya oleh ibu-ibu sebagai usaha sampingan. Seperti misalnya, produk yang telah jadi dapat dijual kembali, seperti dititipkan ke warung-warung.

Dosen pembimbing pendamping Bapak Prof Salprima Yudha berharap dengan adanya transfer ilmu dari mahasiwa S2 kimia kepada masyarakat, akan dapat membantu memecahkan persoalah yang terjadi pada masyarakat.

Hal itu sesuai visi dan misi dari Jurusan Kimia, FMIPA Universitas. Tujuan kegiatan pelatihan ini tentunya untuk memberikan pengetahuan teknologi tepat guna kepada masyarakat.

"Yaitu pembuatan sabun cuci piring dengan harga yang lebih ekonomis dengan manfaat yang sama seperti sabun cuci piring pada umumnya," katanya.

"Tidak hanya membersihkan sisa-sisa makanan namun juga berfungsi sebagai antibakteri. Diharapkan nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh warga Taman Bentiring.” (Winda-Morina)***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Universitas Bengkulu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah