Lebah Warna Warni di Fiji Terpapar Perubahan Iklim

4 Juni 2023, 15:00 WIB
Homalictus terminalis, spesies baru lebah di Fiji terpapar perubahan iklim. /James Dorey, Flinders University

Indonesains - Para ilmuwan telah mengungkapkan spesies baru lebah warna-warni di Fiji, spesies yang sangat eksotis, tapi beberapa di antaranya sudah menunjukan tanda-tanda terpapar perubahan iklim, gulma berbahaya dan aktivitas manusia yang memungkinkan kepunahan.

Kandidat PhD Flinders University James Dorey, yang makropotografinya telah menangkap beberapa spesies baru lebah Fiji itu, mengatakan penamaan sembilan spesies baru memberi para peneliti kesempatan untuk menyoroti risikonya.

"Homalictus terminalis dinamai demikian untuk menunjukkan bahwa, seperti banyak lebah Fiji, ia mendekati batasnya dan beresiko kepunahan terkait iklim," katanya seperti dilansir dari laman eurekalert.

"Ditemukan hanya di Gunung Batilamu dekat kota Nadi, tempat banyak turis berlibur, H. terminalis hanya ditemukan dalam jarak 95 meter dari puncak gunung."

Baca Juga: Setelah Bayi Tabung Sukses, Kini Ilmuwan Mendesain Rahim Buatan

Mahasiswa universitas Australia Selatan di program studi luar negeri New Colombo Pemerintah Asutralia telah pergi ke Fiji di Pasifik barat daya selama beberapa tahun, menamai sembilan spesies baru di salah satu publikasi penelitian terbaru mereka di Zootaxa.

Homalictus achrostus hitam yang mengesankan, menampilkan mandibula besar yang tidak biasa, adalah salah satu spesies lebah endemik yang paling menarik di Fiji.

Tetapi, seperti banyak spesies lebah Fiji, H. achrostus hanya pernah ditemukan di puncak gunung tunggal.

Profesor Asosiasi Universitas Flinders, Mike Schwarz, rekan penulis penelitian tersebut mengatakan, enam jenis dikumpulkan di Gunung Nadarivatu pada 1970-an dan dua pada 2010, tetapi meskipun sering mencari hampir setiap tahun sejak tidak ada lagi yang ditemukan.

Baca Juga: Ada Benua Bawah Tanah Berusia 4,5 Miliar Tahun di Dalam Perut Bumi

"Kemungkinan pendorong dari kemungkinan kepunahan ini adalah perubahan iklim," katanya.

Kemudian, salah satu spesies baru, Homalictus groomi yang menawan, dinamai untuk menghormati lulusan ilmu biologi Flinders, Dr Scott Groom, yang mulai mengungkap keragaman tersembunyi ini menggunakan teknik molekuler dengan Flinders University dan South Australian Museum pada 2009.

Perjalanan lapangan ilmu-ilmu biologi New Colombo Plan sebelumnya juga telah mempelajari efek dari gulma berbahaya dan aktivitas manusia pada hewan dan tumbuhan lain di Fiji.

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Flinders University

Tags

Terkini

Terpopuler