Penjelasan Ilmiah: Bagaimana Nyamuk Betina Bereaksi Terhadap Napas Manusia?

- 18 September 2023, 07:00 WIB
Nyamuk betina merespon napas manusia untuk menentukan sasarannya.
Nyamuk betina merespon napas manusia untuk menentukan sasarannya. /Pexels

Indonesains - Seperti diketahui bahwa nyamuk yang menggigit manusia adalah nyamuk betina. Penjelasan ilmiahnya adalah, bahwa nyamuk betina menentukan sasarannya dengan isyarat penciuman dari napas manusia.

Nyamuk betina mencium karbon dioksida atau CO2 dari napas manusia sehingga menarik perhatian para nyamuk. Namun, bagaimana nyamuk betina bereaksi dan meresponnya belum benar-benar memiliki penjelasan ilmiah.

Sekarang ilmuwan dari University of Washington (UW) mengungkapkannya. Mereka melakukan eksperimen perilaku dan rekaman real-time dari otak nyamuk betina.

Tim ilmuwan yang dipimpin oleh para peneliti di University of Washington mendapatkan penjelasan ilmiah dari perilaku nyamuk betina. Mereka menemukan bagaimana otak nyamuk mengintegrasikan sinyal dari dua sistem sensoriknya - visual dan penciuman - untuk mengidentifikasi, melacak dan menentukan calon sasarannya.

Pada penelitian tersebut, ditemukan bahwa ketika sistem penciuman nyamuk mendeteksi isyarat kimia tertentu, terjadi perubahan dalam otak nyamuk yang memulai respons perilaku, nyamuk mulai menggunakan sistem visualnya untuk memindai lingkungannya.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Manfaat Puasa Menyehatkan dan Melindungi dari Penuaan

Studi ini berfokus pada isyarat penciuman yang memicu perburuan sasaran yaitu karbon dioksida atau CO2. Bagi nyamuk, mencium bau CO2 adalah tanda bahwa ada makanan potensial di dekatnya.

Jeffrey Riffell, seorang profesor biologi UW mengatakan bahwa napas kita hanya diisi dengan CO2. Itulah yang menarik nyamuk dari jarak jauh, yang digunakan nyamuk untuk menemukan inang potensial yang mungkin berjarak lebih dari 100 kaki.

Penelitian sebelumnya oleh Riffell dan rekan-rekannya telah menunjukkan bahwa mencium bau CO2 dapat "mengungguli" sistem visual nyamuk untuk mencari inang.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: University of Washington


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah