Seperti Drakula, Pria Turki Kecanduan Minum Darah

- 27 Oktober 2023, 15:05 WIB
Ilustrasi pria minum darah.
Ilustrasi pria minum darah. /Hurriyet Daily

Indonesains - Tim dokter di Turki mendapati seorang pasien pria yang mengalami penyakit aneh dan mungkin dianggap mengerikan bagi banyak orang. Pasien tersebut memiliki kepribadian ganda dan saat dia berubah ke kepribadian lainya tersebut, pasien tersebut ingin minum darah.

Sampai kasus tersebut ditangani tim medis, pria tersebut telah berulang kali minum darah dan telah dikategorikan kecanduan darah. Untuk memenuhi hasratnya, untuk mendapatkan darah, pria tersebut melakukan segala cara, termasuk melukai orang lain dan ia tidak peduli siapa korbannya.

Tim dokter telah mendiagnosis kasus tersebut sebagai depresi kronis dan gangguan kejiwaan parah. Dan mendiagnosis pria tersebut mengalami gangguan identitas disosiatif (DID), gangguan stres pasca trauma (PTSD) dan juga penyalahgunaan alkohol serta dampak pasca trauma.

Diceritakan, pasien tersebut pernah mengalami kejadian traumatis yang mengarah ke kerusakan mental, berawal dari putrinya yang berusia 4 bulan sakit dan meninggal, kemudian menyaksikan pembunuhan pamannya sendiri, melihat pembunuhan sadis oleh temannya yang memotong kepala dan alat vital korbannya.

Dari pengamatan tim dokter, pria tersebut, kerap terlihat berbicara sendiri dan mengaku disiksa berulang kali oleh teman imajinernya -hanya pasien yang melihatnya- yang memaksanya melakukan tindakan kekerasan dan mencoba bunuh diri. Meski terlihat kacau saat pria tersebut berubah menjadi pribadi lainnya, di satu waktu, pria tersebut dapat berkomunikasi dengan baik seperti layaknya orang sehat.

Tim dokter yang dipimpin oleh Direnc Sakarya, dari Rumah Sakit Militer Denizli, Turki, mengatakan, ciri seperti gangguan disosiatif tersebut terkenal dengan istilah Drakula atau vampir dalam beberapa urban legend yang beredar di masyarakat.

Gangguan identitas disosiatif dibuat terkenal oleh kisah Shirley Mason, yang didiagnosis memiliki 16 kepribadian terpisah sebagai akibat pelecehan fisik dan seksual oleh ibunya.

Penulis studi kasus vampir mencatat bahwa DID sering dikaitkan dengan pelecehan dan pengabaian masa kanak-kanak. Ibu pecandu darah itu rupanya mengalami episode "panik" selama masa remajanya dimana dia menyerangnya, dan ternyata pria tersebut juga mengaku tidak ingat masa kecilnya antara usia 5 dan 11 tahun.

Dalam tindak lanjut enam minggu setelah diobati, para dokter mengatakan bahwa perilaku minum darah pria itu sedang remisi, namun gejala disosiatifnya tetap ada. Dia juga rupanya bersikeras bahwa "obat-obatannya hanya obat tidur, mereka tidak akan menyembuhkannya."

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Live Science


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah