Mengkhawatirkan, 1 dari 10 Anak di Negara Barat Mengalami Pelecehan Seksual

11 Oktober 2023, 19:00 WIB
Kasus-kasus pelecehan seksual pada anak di negara barat telah mengkhawatirkan para ilmuwan. /Bigstock

Indonesains - Sekitar lima hingga sepuluh persen anak di negara-negara barat diketahui mengalami pelecehatan seksual. Itu artinya, sekitar 1 dari 10 anak di negara barat telah mengalami pelecehan seksual dan ini benar-benar mengkhawatirkan.

Sebagai akiabtnya, para korban menderita kendala di banyak bidang kehidupan mereka karena trauma. Hal itu juga dikaitkan dengan risiko penyakit mental yang lebih tinggi, terutama stres pascatrauma.

Berkaitan dengan hal itu, tim peneliti dari Universitas Goethe, mengembangkan terapi pemrosesan kognitif untuk menanggulanginya. Kondisi tersebut benar-benar telah menarik perhatian para ilmuwan di negara barat.

Dr Regina Steil, dari Dewan Akademik Senior di Institut Psikologi di Universitas Goethe yang juga memimpin penelitian mengatakan terapi pemrosesan kognitif itu disesuaikan dengan perkembangan yang mengkhususkan diri pada situasi dan kebutuhan remaja dan dewasa muda antara usia 14 dan 21.

Sebagai akibat dari pasca trauma tersebut, umumnya berkaitan dengan gejala stres seperti sulit melupakan, kecemasan, gangguan tidur dan mudah marah. Hal-hal dan situasi yang mengingat peristiwa traumatis sering dihindari. Namun, perawatan dini diyakini dapat membantu mencegah konsekuensi jangka panjang.

Pada penelitian tersebut, terapi terdiri dari 30 hingga 26 sesi selama empat hingga lima bulan dan dibagi lagi menjadi empat fase perawatan. Setelah beberapa waktu mengenal terapis, para remaja pertama-tama belajar mengatur emosi mereka dan menerapkan strategi untuk mengatasi stres.

Setelahnya mereka memproses pikiran dan perasaan mereka tentang pelecehan seksual atau fisik dan secara bertahap mendapatkan kembali rasa aman dan kontrol atas diri mereka. Metode psikoterapi tersebut terbukti menunjukkan secara efektif mengurangi stres psikologis.

Hasil pertama penelitian tersebut dipublikasikan di JAMA Psychiatry American Medical Association, yang merupakan salah satu jurnal psikiatris ilmiah paling terkenal di seluruh dunia dan dapat diakses secara daring.

Ilustrasi pelecehan seksual Public Domain

Tanda Pelecehan Seksual

Menurut para ahli, tanda-tanda pelecehan seksual terhadap anak dapat bervariasi tergantung pada tahap perkembangan anak dan keadaan pelecehan tersebut. Seperti seberapa sering pelecehan tersebut terjadi, siapa yang melakukan pelecehan, dan jenis pelecehan apa yang terjadi.

Ketika seorang anak mengalami pelecehan seksual, mereka mungkin tidak memberi tahu siapa pun tentang pelecehan tersebut, karena berbagai alasan.

Meskipun ada tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan telah terjadi pelecehan seksual, penting untuk diingat bahwa adanya beberapa tanda tersebut tidak memastikan bahwa pelecehan seksual telah terjadi.

Beberapa anak mungkin menunjukkan banyak tanda-tanda tersebut dan yang lain mungkin menunjukkan sedikit atau tidak sama sekali.

Pengalaman pelecehan seksual terhadap anak dapat mengubah cara anak-anak dan remaja memahami dunia mereka, orang-orang di dalamnya, dan di mana mereka berada.

Setelah pelecehan seksual, pemahaman seorang anak atau remaja tentang diri mereka sendiri dan dunia dapat terdistorsi, dan menimbulkan ketidakpercayaan, ketakutan, dan pengkhianatan.

Kepribadian dan perilaku mereka mungkin berubah secara nyata dibandingkan sebelum terjadinya pelecehan seksual.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: JAMA Networks

Tags

Terkini

Terpopuler