Network
INDONESAINS- Siapa tidak kenal dengan Candi Borobudur, sebuah mega konstruksi peninggalan masa silam terletak di jantung pulau Jawa. Terletak 100 km dari barat daya kota Semarang dan 40 km barat laut kota Jogjakarta.
Pada tahun 2022 pengunjung Borobudur dalam satu tahun sebanyak 1,44 juta orang (akibat efek pandemi, di tahun-tahun sebelumnya lebih dari 3 juta pertahun), baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu Borobudur juga merupakan candi agama Budha terbesar di dunia, sehingga selalu ramai pada saat musim perayaan Waisak disana.
Bagaimana tidak, bangunan sebesar itu dibangun selama setengah abad, tidak mungkin dilakukan oleh bangsa yang suka berperang. Borobudur dibangun secara gotong royong oleh masyarakat saat itu, tanpa melibatkan adanya perbudakan. Dibangun dengan peralatan seadanya seperti cikar, pengungkit, crane, dan semua peralatan dari kayu. Coba kalau dibangun di zaman modern pasti akan melibatkan ratusan alat berat, dan kendaraan super untuk menyiapkan materialnya.
Luasan wilayah candi ini, panjang 123 meter dan lebar juga sama 123 meter, dengan tinggi 34,5 meter (diukur dari tanah datar sampai puncak bukit yang rata). Tipikal bangunan mirip piramida yang menutupi bukit, dengan punden berundak dipermukaan nya. Ada 10 tingkatan atau level, tingkatan 1-6 berbentuk segiempat, 7-10 berbentuk lingkaran.
Terdapat 504 arca atau patung, relief yang tertempel di dinding candi ada 1460 panel (lempengan) batu. Borobudur dibangun diatas dua struktur tanah yaitu, tanah bukit asli dan tanah urug menyesuaikan konstruksi dasar candi.
Berapa biaya untuk membuat Borobudur?
Menurut perhitungan ahli statistik Universitas Brawijaya, Malang seperti diwawancarai Tri Utamie, penyayi yang juga berfokus kepada pelestarian Borobudur, untuk membuat candi Borobudur di jaman sekarang ini memerlukan biaya sekitar 360 Triliun. Wow? Amazing.
