Ilmuwan Inggris Meneliti Pengaruh Salah Terhadap Stigma Islamofobia

- 30 September 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi demonstran memprotes Islamofobia.
Ilustrasi demonstran memprotes Islamofobia. /Anushree Fadnavis

Indonesains - Tak dapat dipungkiri, keberadaan Mohamed Salah di Liverpool FC telah berdampak besar pada klub tersebut. Salah telah menjelma menjadi sosok yang tak tergantikan, apalagi setelah berhasil membawa Liverpool menjadi juara Liga Champion.

Tak salah jika Salah dikatakan sebagai pemain paling berpengaruh bagi klub asal Inggris tersebut. Menariknya, kuatnya pengaruh Salah ternyata tidak cukup sampai di situ, tidak hanya sebatas di 'lapangan hijau'.

Menurut hasil penelitian tim ilmuwan Inggris dari Stanford University, sosok Salah ternyata juga telah membawah pengaruh luas bagi kehidupan bermasyarakat di Inggris, keberadaan Salah dikaitkan dengan menurunnya perilaku dan sikap islamofobia (sikap anti Islam) di Inggris.

Rincian penelitian dengan judul "Can Exposure to Celebrities Reduce Prejudice? - The Effect of Mohamed Salah on Islamophobic Behaviors and Attitudes."

Penelitian dari Stanford University dan ETH Zurich itu menemukan bahwa di daerah Merseyside -wilayah di Inggris dengan Liverpool sebagai ibukota, semenjak Salah bergabung dengan Liverpool, kejahatan kebencian anti-Muslin di wilayah tersebut mengalami penurunan sebesar 18,9 persen.

Tidak hanya itu, tweet anti-Muslim oleh penggemar Liverpool juga telah berkurang setengahnya, dari 7,2 persen menjadi 3,4 persen dibandingkan dengan klub-klub besar lainnya di Liga Premier.

Penelitian tersebut menyimpulkan, bahwa kepribadian pemain asal Mesir itu sebagai sosok yang ramah di dalam tim, baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan telah membantu 'memanusiakan' komunitas Muslim di Inggris.

Penelitian tersebut bertujuan untuk melihat pengaruh seorang tokoh yang sukses dari kelompok yang mendapatkan stigma negatif.

"Secara keseluruhan, kami menafsirkan hasil ini untuk mendukung hipotesis bahwa kedatangan Salah di Liverpool FC menyebabkan penurunan tindakan fanatik yang ekstrim," tulis peneliti dalam laporan penelitian tersebut.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Stanford University


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x