"Terjadi perubahan drastis yang fantastis dalam sepuluh pekan terakhir," kata laporan itu. Dalam kabar kawat itu disebutkan juga kalimat yang mengatakan ada sekitar 100 ribu orang yang sudah dibunuh.
Di Bali saja, kata kawat itu lagi, sekitar 10 ribu orang dibantai pada pertengahan Desember, termasuk orang tua, kerabat dari gubernur Bali yang pro-komunis, dan pembantaian ini terus berlangsung. Dua bulan kemudian, diperkirakan pembantaian di Bali sudah mencapai angka 80 ribu.
Kawat dari Kementerian Luar Negeri pada April 1966 mengungkapkan betapa besarnya skala pembunuhan yang terjadi.
"Kami terus terang tidak tahu, angka yang sebenarnya adalah mendekati 100 ribu atau 1 juta jiwa. Bahkan pemerintah Indonesia juga tidak tahu pasti berapa angka yang sebenarnya," kata kawat itu.
"Pembantaian 1965-1966 adalah salah satu kejahatan kemanusiaan terburuk di dunia dan masa-masa terkelam negara kita," ujar Veronica Koman, pengacara hak asasi asal Indonesia.
"Para penyintas 1965-66 kini sudah pada tua dan saya khawatir mereka tidak mendapatkan keadilan sebagaimana mestinya sebelum mereka meninggal. Semoga setelah dokumen kawat ini diungkap, kebenaran bisa muncul dan para pelakunya bisa dimintai pertanggungjawaban." lanjutnya.***