Pekerjaan Koki Terancam, 3D Food Printer Mahir Mencetak Makanan

- 15 Juni 2023, 17:48 WIB
ilustrasi mesin cetak makanan
ilustrasi mesin cetak makanan /Kindel Media

INDONESAINS - Jika kita pernah melihat film kartun berjudul "Cloudy Meat Balls" yang dibuat dua sequel, tahun 2009 dan 2013 lalu. Menceritakan bagaimana seorang remaja yang hobi sains_ dan kuliner, menciptakan sebuah mesin yang bisa mencetak berbagai jenis makanan berdasarkan program/perintah nya. Jika mesin dia program untuk mencetak sebuah burger, maka dengan ajaib burger asli akan keluar dari lubang cetakannya. Begitu juga saat dia diprogram mencetak ayam goreng maupun jajanan donat, dll.

Mesin cetak makanan. Vending machine, sudah ada dimana-mana, kalau kita di banara atau mall, hendal beli minuman kopi atau air soda tinggal masukkan selembar uang ke box mesin, minuman akan keluar secara otomatis. Tapi kalau mesin pencetak makanan gimana? Mesin seperti itu, terdengar fiktif alias khayal (di jaman lalu dikenal sebagai Food replicator). Tapi dengan kemajuan teknologi industri saat ini, mesin yang mendekati  kemampuan itu mulai diwujudkan. Nah kira-kira bisa jadi ancaman bagi chef atau koki ya? Karena jika semua nya bisa dipesan secara instan sesuai apa yang kita mau, dikuatirkan dalam masa depan, pekerjaan koki lambat laun tergantikan mesin. 

Printer 3D pada umumnya mencetak objek tiga dimensi menggunakan cairan khusus, resin (serat plastik cair) atau juga lembaran filamen (fiber)yang terkoneksi ke printer melalui wadah khusus, diprogram menggunakan komputer, dan software CAD 3Dimensi, mencetak objek lapis demi lapis (layer) sesuai desainnya. Hal yang sama ketika 3D printer nya berjenis pencetak besi/ metal, yang dimiliki pemerintah Qatar. Itu bisa mengubah serbuk besi, memadatkan nya menjadi sebuah objek logam yang utuh untuk keperluan industri. Tentunya jika untuk keperluan 3D food print, bahan yang berperanan sebagai "tinta" adalah yang edible atau serbuk makanan yang bisa dicerna.

ilustrasi printer 3D
ilustrasi printer 3D Mohamed_hasan
Potensi Pencetak Makanan 3D. Adalah Hod Lipson, seorang Profesor Inovasi di Universitas Colombia, yang pertama kali menciptakan mesin cetak 3D untuk makanan (Food Printer). Dia dan timnya di Lab Kreatif mengkreasi bahan dasar untuk mencetak makanan, termasuk adonan, daging, sayuran, manisan, dan bahkan ayam. Lalu memasaknya dengan menggunakan laser. 3D food print adalah terobosan besar dalam dunia memasak. Dalam beberapa tahun ke depan, alat ini adalah hal yang lumrah di miliki di dapur kita, menurutnya. Secara potensi bisnis, Zion Market Research memperkirakan pencetakan makanan tiga dimensi akan meraup 1,6 miliar dollar AS (setara Rp24 trilliun) pada 2030. Dengan catatan, mesin-mesin diproduksi massal dan lumrah dijual/ dipakai seperti saat ini kita memakai alat penanak nasi (Magic com).

Baca juga : Muda Salah Makan, Tua Hancur di Badan

Bagaimana cara kerja pencetak makanan 3D?  3D Food printer, seperti alat cetak 3D pada umumnya terdiri dari lengan otomatis, yang terdapat nozzle (Botol nosel, seperti botol saos di warung bakso) dan jarum penyemprot bahan untuk membentuk struktur tiga dimensi makanan yang telah di desain di komputer. Itu seperti mensimulasikan tangan koki yang lentur saat meracik makanan. Lengan komputer bergerak di sekitar plat, bahan makanan yang berwarna-warni disemprotkan membentuk makanan sesuai keinginan kita. Bahan makanan yang dimasukkan tabung tinta berbentuk gel atau pasta (bubur).

Saat desainer mengunggah model tiga dimensi makanan nya, mesin mulai memanaskan bahan makanan agar lentur, dan cukup hangat untuk dibentuk. Botol nosel menuangkan makanan diatas plat yang dingin (yang bertindak sebagai piring), sehingga makanan cepat membeku sebelum ditambahkan lapisan bahan lain. Lapis demi lapis (layer), resin yang bisa dicerna keluar melalui ekstruder (jarum penyembur) untuk membentuk stuktur makanan. Makanan seketika diawetkan, dibantu serangkaian reaksi kimia guna mempertahankan bentuk makanan agar tidak cepat hancur atau membusuk. Koki  "desainer" nya  sebelumnya juga telah memikirkan bahan mentah seharusnya yang kental/ padat, adonan yang mudah dibentuk dan statis. 

ilustrasi cake hasil mesin 3D
ilustrasi cake hasil mesin 3D LAWJR
Apakah rasanya enak? Makanan hasil olahan mesin 3D printer ini seharusnya aman, karena bahan baku yang dipakai resin edible, maksudnya cairan atau serbuk yang bisa dimakan. Rasa yang didapat tergantung jenis makanan apa yang mau didesain atau dipesan. Selanjutnya mesin yang meraciknya. Kita tidak menemukan kelainan rasa, karena adonan yang dipakai printer adalah sama seperti saat memasak konvensional. Namun karena lengan mesin adalah lengan otomatis, ada kalanya hasilnya tidak sesempurna tangan koki yang meracik langsung. Kadang ada perbedaan tekstur, rongga yang belum terisi bahan atau konturnya yang cepat meleleh. 

Aman dimakan? Kita selalu berpikir jika semua dihasilkan oleh mesin itu mengandung bahan tambahan, atau racun. Apalagi proses mekanis pencetak makanan 3D juga melibatkan reaksi kimia seperti proses pengawetan instan. Koki "desainer" alias operator 3d food printer juga harus menerapkan prinsip kebersihan setara pengolahan makanan secara umunya, tentang kebersihan alat, bahan, sanitasi ruangan mengikuti kode-kode standar pengelolaan makanan (HACCP). Jika semua hal terpenuhi makanan hasil cetak mesin ini, dipastikan aman untuk dikonsumsi.

Jenis makanan olahan Printer 3D. Hal ini tidak seperti kita bayangkan memasukkan bahan mentah daging, tepung dan mihun mentah, serta kuah ke dalam mesin cetak lalu keluarlah bakso instan. Atau mungkin kita memasukkan beras, air, santan serta sayuran untuk berharap keluar lontong sayur dari alat itu. Belum, kemampuan nya belum sejauh itu. 

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: bbc builtin.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah