INDONESAINS- Masa anak-anak dan remaja adalah masa pertumbuhan yang sangat penting. Pada fase ini kehidupan kita, sangat aktif baik secara fisik, emosional dan kejiwaan. Mereka dihadapkan oleh aktivitas belajar yang padat. Terlebih lagi kenyatan sekolah sudah menerapkan full day schooling kembali, setelah masa pandemi Covid-19 berlalu. Anak-anak harus cukup mendapatkan makanan bergizi sebagai bekal mereka berpikir dan beraktivitas.
Kecukupan gizi remaja adalah cerminan status kesehatannya di masa depan. Tak banyak orang dewasa dan orarg tua menderita penyakit atau kelainan karena asupan gizi yang salah selama remaja. Sebut saja penyakit jantung, stroke, kencing manis, osteoporosis bahkan kanker diakibatkan kebiasaan makan yang salah di usia muda (remaja).
Para pendidik dan orang juga harus memberikan perhatian lebih, terkait masalah gizi remaja ini. Seharusnya sekolah secara intensif melakukan kegiatan PMTAS (pemberian makanan tambahan anak sekolah) dan Progas (Program gizi anak Sekolah).
Edukasi gizi. Di usia anak-anak dan remaja, rasa ingin tahunya tinggi, sehingga pola pengembangan konsumsi terhadap makanan alias kebiasaan makan jadi titik awal mereka berproses, selanjutnya kebiasaan itu terbawa hingga dewasa. Kebutuhan gizi anak laki dan perempuan juga berbeda.
Apa yang diharapkan jika kita memberi edukasi gizi pada remaja?
- Membedakan makanan sehat atau tidak
- Mengurangi konsumsi junk food (makanan cepat saji)
- Mendorong aktifitas fisik
- Membuat lebih suka pada sayur dan buah
Baca juga: Darurat, Pendidikan Seks Harus Masuk Kurikulum
Inilah penyakit-penyakit yang menghantui remaja |
|
Anemia. Dalam bahasa awam, dikenal sebagai kurang darah. Lebih tepatnya kerana kekurangan zat besi (Fe) dalam darahnya. Gejalanya adalah lemah, letih, lesu, mudah lelah, kesulitan konsentrasi dan susah menyelesaikan tugas yang memerlukan tanggung jawab besar.
Makanan yang banyak mengandung zat besi diantaranya, (kulit) kentang, bayam, jagung, kangkung, chard, aprikot, buah alpukat, buah jeruk, buah prune, kacang-kacangan, beras merah, roti gandum, kismis, sereal, yoghurt, daging sapi dan ikan. Jika makanan itu masih kurang bisa mengkonsumsi tablet tambah darah sejenis Vitamin B12 atau Sangobion.
Stunting, alias pendek. Anak-anak dan remaja Indonesia memiliki rata rata tinggi badan yang pendek (dibawah standar WHO). Contoh aturan baku tinggi badan (dalam cm):