Obat Diabetes Bisa Mengendalikan Nafsu Makan dan Menurunkan Berat Badan

27 Oktober 2023, 13:00 WIB
Obat diabetes dapat membantu orang dengan obesitas. /Pixabay

Indonesains - Hasil penelitian periset di University of Leeds mengungkapkan bahwa obat diabetes dapat membantu orang yang mengalami obesitas. Obat itu diketahui menyasar sistem pengendalian nafsu makan di otak, sehingga bisa menurunkan berat badan secara signifikan pada orang dengan obesitas klinis.

Peneliti menggunakan dosis Semaglutid, senyawa yang saat ini tengah dikembangkan sebagai obat diabetes. Dengan dosis tersebut, seorang penderita obesitas bisa kehilangan 5 kg selama periode 12 minggu setelah menerima dosis Semaglutid mingguan.

Sebagian besar penurunan berat badan berasal dari pengurangan lemak tubuh, kata periset di University of Leeds setelah memastikan keefektifannya. Semaglutid sendiri sedang dalam tahap pengembangan dan belum dipasarkan bebas.

Obat tersebut mengurangi nafsu makan, dan dengan melakukan pengurangan preferensi mereka akan makanan dengan kandungan lemak tinggi. Penelitian ini juga menambahkan pemahaman ilmiah tentang bagaimana terapi obat dapat digunakan untuk mengatasi obesitas.

Hal ini untuk pertama kalinya peneliti melihat manfaat penargetan saraf atau sensor yang sangat spesifik yang dapat mempengaruhi banyak komponen sistem kontrol nafsu makan di otak.

Jhon Blundell, Profesor Psiko-Biologi di Universitas Leeds dan peneliti utama, mengatakan :"Yang mengejutkan adalah potensi tindakan obat tersebut. Kami melihat hasil dalam 12 minggu yang mungkin memakan waktu selama enam bulan dengan penanganan obesitas lainnya.

"Obat tersebut mengurangi rasa lapar, tapi juga meredam rasa ingin makan, dan ini sebelumnya sudah diduga dari perintah otak," ujarnya. Penelitian ini telah dipublikasikan di Jurnal Diabetes, Obesity and Metabolism.

Dalam penelitian tersebut, obat tersebut diberikan kepada 28 orang dengan indeks massa tubuh (BMI) berkisar 30 sampai 45 kg / m2 - artinya mereka sangat kelebihan berat badan dengan banyak lemak tubuh.

Para peserta dibagi dalam dua kelompok - setengah mendapat semaglutide dan setengah lainnya menggunakan plasebo (dummy) selama 12 minggu. Mereka tidak tahu apa yang mereka dapatkan.

Pada akhir 12 minggu, mereka diundang ke sebuah pusat pengujian dan menawarkan makan siang dan makan malam dan diminta untuk mengkonsumsi sebanyak yang mereka butuhkan untuk merasa 'sangat senang'. Apa yang mereka makan dicatat, bersama dengan preferensi makanan dan sensasi mereka menyukai dan menginginkan makanan. Berat badan dan komposisi tubuh - persentase lemak tubuh - juga tercatat.

Mereka kemudian mengulangi prosesnya, dengan peserta yang mendapat semaglutide kali ini mendapatkan plasebo dan sebaliknya.

Hasilnya kemudian dibandingkan. Tim peneliti menemukan bahwa rata-rata asupan energi harian, ukuran jumlah makanan yang dikonsumsi, 24 persen lebih rendah dengan semaglutid.

Peneliti menambahkan, obat yang mengurangi asupan makanan harian sekitar seperempat dengan pengurangan lemak tubuh yang substansial akan membantu beberapa orang merasa lebih mengendalikan kehidupan mereka dan akan membantu mencegah timbulnya kesehatan buruk yang sering timbul dari obesitas.

Studi ini didanai oleh Novo Nordisk namun dilakukan secara independen. University of Leeds diminta untuk melakukan penelitian karena keahlian dalam ilmu pengetahuan dan investigasi pengendalian nafsu makan.***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler