Setelah Bayi Tabung Sukses, Kini Ilmuwan Mendesain Rahim Buatan

- 1 Juni 2023, 23:21 WIB
ilustrasi janin dalam rahim
ilustrasi janin dalam rahim /Victoria_regen/Setyo Ary Cahyono

Stimulasi yang tepat. Janin juga perlu dirangsang secara sensorik. Rahim ibu disebut lingkungan yang optimal, yang bisa merangsang, serta berinteraksi untuk perkembangan janin. Idealnya, rahim harus menggerakkan bayi didalamnya dengan cara membangunkan pada saat ibu bergerak, berdiri, berjalan, dan posisi berbaring. Inkubator harus diatur 24 jam di mana jam bangun dan tidur disimulasikan.

Aktivitas tidak boleh berhenti, janin juga tidak boleh merasa terisolasi secara fisik. Adanya sensasi sentuhan juga perlu disimulasikan. Janin juga adalah pendengar yang aktif. Ini penting dalam perkembangannya, dengan cara merangsang area saraf pendengaran, dan membentuk ikatan dengan orang di sekitarnya. Suara harus menjadi bagian dari rahim buatan, termasuk detak jantung (ibu) yang kencang.

Stimulasi mikrobioma. Selama kelahiran, bayi terpapar pada cairan mikroba di jalan lahir yang membantu mereka mencerna makanan, mengatur usus, mengembangkan sistem kekebalan tubuh, dan melindungi diri terhadap infeksi. Oleh karena itulah bayi lahir normal lebih kebal penyakit daripada yang lahir melalui operasi. Untuk mensimulasikan efek ini, ahli biologi harus mengembangkan ulang cairan ini, dari sampel biologis yang berasal dari ibu.

Kesimpulan. Kepentingan untuk menciptakan rahim buatan sepenuhnya adalah ranah riset ilmiah. Belum bisa diaplikasikan secara nyata. Mengapa? secanggih alat yang dibuat tidak bisa 99% menyamai organ asli ditubuh manusia. Itu adalah rahasia Tuhan. Apalagi menciptakan tiruan kehidupan bisa menjadi perdebatan publik karena melanggar etika medis. Tidak ada kepentingan mendesak untuk membuatnya, kecuali wanita ingin memiliki anak namun rahimnya tidak mungkin untuk hamil.  Hal ini pun masih ada solusi alternatif yaitu memakai rahim (titipan) wanita lain sebagai pendonor sebagai tempat berkembangnya embrio dari hasil bayi tabung. Hal ini pasti memiliki implikasi sosial di baliknya. ***

Halaman:

Editor: Setyo Ary Cahyono

Sumber: Gizmodo Mayo Clinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x