INDONESAINS - Lebaran kurban alias Idul Adha telah tiba, Selamat Merayakan Idul Adha bagi kaum muslimin. Lebaran ini sangat unik karena ditandai dengan penyembelihan hewan kurban diantaranya kambing atau domba dan sapi. Di beberapa tempat kerbau juga ikut dikurbankan. Sedangkan unta tidak lazim dikurbankan di Indonesia, meskipun di jazirah Arab sana adalah hewan yang lumrah.
Berbagai masakan dan olahan daging menghiasi meja makan rumah tangga. Mulai rendang, Sate kambing, Sate Padang, Soto Babat, Rawon, Gulai kambing dan lain sebagainya. Masakan Indonesia adalah masakan yang kaya rempah -rempah dan lemak. Selain itu metode memasak yang tidak benar akan membawa resiko tersendiri bagi kita nya, misalkan dibakar, diasapi atau dipanaskan dalam suhu tinggi,
Makan dibakar meningkatkan resiko kanker. Why?
Adalah amina heterosiklik (HAs) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) adalah dua senyawa karsinogen (zat penyebab kanker) yang dihasilkan dari pemanggangan makanan. Mengapa senyawa itu bisa terbentuk?
HAs terjadi akibat asam amino, gula dan kreatin dalam daging bereaksi terhadap suhu tinggi karena pemanggangan. Selain itu juga proses menggoreng terlalu panas dalam suhu 150°C akan juga meningkatkan resiko kanker.
PAH terbentuk ketika sari daging sapi, kambing maupun ayam menetes ke permukaan bara api atau grill atau bahan lainnya. Berkobar dalam nyala api dan berasap, lalu menempel kembali di daging.
Penelitian PAH dan HAs baru dilakukan pada hewan. Dan memang meningkatkan kejadian kanker. Sampai kemudian tahun 2017, peneliti menyebutkan wanita yang memiliki kanker payudara, memiliki harapan hidup lebih pendek jika mengkosumsi daging yang dibakar atau dipanggang.
Makan BBQ bikin hipertensi
Beberapa studi menyebutkan, selain meningkatkan resiko kanker, daging-daging yang dipanggang akan mengakibatkan hipertensi bagi yang mengkonsumsi nya (di kemudian hari). Ini adalah efek jangka panjang nya. Daging merah, ayam dan ikan yang dibakar menyebabkan resiko itu.