Wajib Tahu: AMS, Penyakit Yang Menghantui Pendaki Gunung

- 6 Agustus 2023, 19:04 WIB
Penyakit menghantui pendaki gunung
Penyakit menghantui pendaki gunung /AlexBrylov

INDONESAINS- Banyak aktivitas di dunia ini yang memerlukan nyali besar alias keberanian, sebutlah olahraga panjat tebing, pendaki gunung, pekerja konstruksi, teknisi tower (telekomunikasi), pilot pesawat tempur dan masih banyak lagi. Aktifitas itu terang saja bukan dilakukan orang biasa, apalagi yang fobia ketinggian.

Mereka sudah terlatih melakukan aktifitas menantang maut itu, menaklukkan rasa takut dan juga sakit saat berada di ketinggian. Bagi yang tidak terbiasa dia akan merasakan keluhan altitude mountain sickness (AMS) alias penyakit ketinggian, salah satunya sakit kepala. 

Altitude Mountain Sickness (AMS)

  1. AMS Ringan: sakit kepala ringan dan rasa lelah, ini belum mengganggu aktivitas normal. Gejala mereda setelah beberapa hari saat tubuh beradaptasi. Kita dapat tetap pada ketinggian saat itu sembari berdaptasi.
  2. AMS sedang: sudah mengganggu aktivitas, sakit kepala bertambah parah, mual, dan kesulitan koordinasi. Anda harus segera turun dari ketinggian untuk memperbaiki keadaan. 
  3. AMS parah: terasa sesak napas hingga sulit berjalan, bahkan saat istirahat. Anda harus segera turun ke lebih rendah dan pergi ke dokter 

ALTITUDE HEADACHE

Altitude headache adalah salah satu jenis AMS.  Sakit kepala yang dicetuskan saat berada di ketinggian. Bahkan ketika mendaki gunung atau pergi sekadar melihat pemandangan di bukit. Keluhan ini muncul ketika dia mulai berada pada ketinggian 8500 kaki atau 2.600 meter dpl. Keluhan ini juga muncul ketika dia naik pesawat terbang, yang terbang tidak hanya 8500 kaki, namun hingga 35.000 kaki!

Sakit kepala ketinggian
Sakit kepala ketinggian NinaMalyna

Penyebab

Tidak jelas secara pasti penyebab sakit kepala jika seseorang naik ketinggian. Semakin tinggi kita berada kadar oksigen akan semakin berkurang, itu memicu kondisi yang disebut sebagai hipoksia atau kekurangan oksigen. Sakit kepala terjadi karena otak kurang suplai nutrisi oksigen, hal itu proses yang alami. 

Semakin tinggi kita pergi, semakin besar resiko sakit kepala kita dapatkan. Proses itu melibatkan adaptasi tubuh kita, artinya seseorang yang hidup dan tinggal di wilayah pegunungan (misalnya 5000 meter dpl) akan terbiasa dengan ketinggian daripada orang yang tinggal di pesisir pantai. Otomatis mereka tidak mengeluhkan sakit kepala, karena organ tubuhnya sudah beradaptasi. 

Semakin cepat kita menaiki ketinggian, (misalkan menggunakan kereta gantung) ke atas puncak gunung, semakin cepat pula menimbulkan rasa sakit kepala dibandingkan mendaki dengan santai meskipun perlu waktu berjam-jam. Jadi tidak perlu memaksakan diri terlalu keras untuk berlari, memanjat, atau bersepeda menaiki gunung. 

Gejala

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Cleveland Clinic webMD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x