Network
Indonesains - Hasil penelitian British Antartic Survey (BAS) memperkirakan mencairnya es di Himalaya akan mengancam kehidupan setidaknya 800 juta orang di Asia. Mencairnya es di Himalaya merupakan dampak dari perubahan iklim yang memicu pemanasan global dan memberikan dampak luas.
Hilangnya es di Himalaya akan menyebabkan kekeringan di masa akan datang yang sangat mengganggu kestabilan wilayah di sekitarnya.
Dr Hamish Pritchard, glasiolog dari BAS menjelaskan, bahwa Himalaya selama ini telah menjadi penyelamat dan menyediakan kebutuhan air daerah sekitarnya.
Ketika tidak turun hujan, gletser di wilayah Himalaya akan melepaskan sekitar 36 km kubik atau setara dengan 14 juta kolam renang olympic dan mengalir ke daerah-daerah yang rentan kekekeringan selama musim panas, menurut ilmuwan.
Akan tetapi, saat ini Himalaya terus kehilangan esnya dan antara tahun 2000-2016 karena dampak perubahan iklim, es himalaya terus menyusut 1,6 kali lebih cepat dari periode 1951-2007. Ketika es di Himalaya habis, tidak ada lagi yang akan menyediakan kebutuhan air ketika tidak turun hujan.
Pada hasil penelitian tersebut, peneliti menggunakan data set iklim dan model hidrologi jumlah volume air di Daerah Alirhasil an Sungai (DAS) utama di wilayah tersebut. Rincian hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal terkemuka di dunia Nature secara daring.
Seperti diketahui, Pegunungan Himalaya adalah sebuah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak Benua India dari Dataran tinggi Tibet. Himalaya merupakan tempat gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kangchenjunga berada.
Wilayah Pegunungan Himalaya dapat meliputi Karakoram, Pamir, Hindu Kush, Tien Shan, Kunlun Shan, dan Alai yang dikenal sebagai wilayah pegunungan tinggi di Asia. Pegunungan ini memiliki sekitar 95 ribu gletser yang selama ini menopang kehidupan wilayah seperti India, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgistan, Pakistan, Afghanistan dan Tajikistan.
