Memahami Pengobatan Menggunakan Ganja Medis Untuk Para Lansia

- 28 September 2023, 11:35 WIB
Ilustrasi penggunaan ganja.
Ilustrasi penggunaan ganja. /Pexels

Indonesains - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ganja medis untuk pengobatan mungkin aman dan efektif, terutama untuk orang tua atau lansia dengan gejala seperti nyeri, gangguan tidur atau kecemasan.

Terutama akibat kondisi kronis amyotrophic lateral sclerosis seperti yang terjadi pada Stephen Hawking ketika hidup, penyakit parkinsos, neuropati hingga kerusakan sumsum tulang belakang.

Penelitian tersebut telah dipresentasikan di Pertemuan Tahunan ke-71 Akademi Neurologi Amerika di Philadelphia, seperti dilaporkan laman EurekAlert.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, sekitar 80 persen orang dewasa yang lebih tua memiliki setidaknya satu kondisi kesehatan kronis.

Maka dengan legalisasi di banyak negara, pengobatan ganja medis dapat menjadi pilihan perawatan yang populer bagi orang-orang dengan penyakit dan gangguan kronis, dan penelitian kali ini lebih fokus pada pengobatan para orang tua.

Studi ini melibatkan 204 orang dengan usia rata-rata 81 tahun yang terdaftar dalam Program Ganja Medis Negara Bagian New York. Para pasien kemudian diberikan dosis tetrahydrocannabinol (THC) yang terdapat di dalam ganja medis selama rata-rata empat bulan dan melakukan pemeriksaan ruti.

Awalnya, 34 persen peserta memiliki efek samping dari ganja medis. Setelah penyesuaian dosis, hanya 21 persen melaporkan efek samping. Efek samping yang paling umum adalah kantuk pada 13 persen pasien, masalah keseimbangan pada 7 persen, dan gangguan pencernaan pada 7 persen. Tiga persen dari peserta berhenti minum pengobatan ganja medis karena efek samping.

Para peneliti menemukan bahwa 69 persen peserta mengalami beberapa gejala yang meringankan. Dari mereka, kondisi paling umum berkurangnya rasa nyeri pada sekitar 49 orang pasien.

Kemudian sekitar 18 persen mengalami sedikit pengurangan rasa sakit, neuropati membaik pada 15 persen, 10 persen pasien mengalami peningkatan kecemasan dan diketahui juga sekitar 32 persen peserta dapat mengurangi penggunaan obat rasa nyeri opioid.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Eurekalert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah