Hasil Penelitian: Polusi Udara dapat Memengaruhi Produksi Sperma

- 29 September 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi polusi udara .
Ilustrasi polusi udara . /Freepik

Indonesains - Sejumlah kota-kota besar -termasuk di Indonesia- memiliki kualitas udara yang semakin memburuk dan penuh polusi. Polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya disinyalir telah menyebabkan banyak gangguan kesehatan seperti penyakit jantung.

Tidak hanya itu, hasil penelitian dari Universitas Sao Paolo kembali menemukan dampak buruk lainnya, yaitu dapat mengurangi produksi sperma.

Mengutip press rilis dari laman Endocrine, penelitian dari Universitas Sao Paolo, Brasil menemukan bahwa paparan partikel kecil polusi udara dapat menyebabkan berkurangnya produksi sperma.

Temuan tersebut dipaparkan dalam pertemuan tahunan The Endocrine Society, pertemuan para ahli endocrinologi pada 25 Maret 2019 di New Orleans.

Ketua peneliti Elaine Maria Frade Costa, M.D., Ph.D mengatakan bahwa tingkat infertilitas meningkat di seluruh dunia dan polusi udara mungkin menjadi salah satu faktor utamanya.

Penelitian tersebut melihat efek partikel (PM) pada produksi sperma. PM adalah campuran partikel padat dan tetesan cairan yang ditemukan di udara. PM2.5 adalah partikel halus yang dapat dihirup dengan diameter 2,5 mikrometer atau lebih kecil.

Rambut manusia rata-rata berdiameter sekitar 70 mikrometer, membuatnya 30 kali lebih besar dari partikel halus terbesar. PM 2.5 diketahui mengganggu sistem endokrin pada manusia dan hewan. Sistem endokrin terlibat dalam reproduksi, termasuk produksi sperma.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap empat kelompok tikus yang dikondisikan berada pada situasi yang berpolusi. Kemudian peneliti menganalisis testis tikus dan produksi sperma mereka.

Hasilnya, testis dari semua tikus yang terpapar polusi menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Dibandingkan dengan tikus yang tidak terpapar polusi PM2.5. Paparan PM2.5 menyebabkan perubahan tingkat gen yang terkait dengan fungsi sel testis. Kerusakan terparah terjadi pada tikus-tikus yang baru lahir.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Endocrine


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah