Balita yang Dibiasakan Pilih-Pilih Makanan Akan Berdampak Buruk saat Dewasa

- 5 Oktober 2023, 11:30 WIB
Anak yang dibiasakan pilih-pilih makanan akan membawa dampak buruk saat dewasa.
Anak yang dibiasakan pilih-pilih makanan akan membawa dampak buruk saat dewasa. /Pexels

Indonesains - Sejumlah balita diketahui cenderung pilih-pilih makanan dan tidak ditangani dengan baik oleh orang tuannya atau bahkan dibiarkan hingga beranjak dewasa. Hasil penelitian menunjukan, anak yang kurang mampu mengubah dan mengadaptasi kebiasaan makan mereka tersebut akan menjadi anak dengan asupan gula yang lebih tinggi pada usia 13 tahun dan diet yang lebih buruk.

Fase pilih-pilih makanan pada balita adalah fase yang terdokumentasi jelas ketika anak-anak tidak ingin mencoba makanan baru atau dapat menunjukkan preferensi makanan yang sangat kuat. Hal itu menciptakan banyak kekhawatiran bagi orang tua, dan telah memunculkan perhatian perhatian banyak pihak, pola asuh, dan alat khusus untuk menangani hal tersebut agar anak mau mencoba makan-makanan yang berbeda.

Peneliti University of Bristol memeriksa kuesioner makanan dan catatan anak-anak dalam studi Children of 90s untuk mengetahui apakah mereka yang diidentifikasi sebagai pemilih makanan pada usia tiga tahun memiliki perbedaan dalam diet mereka pada saat mereka berusia 10 hingga 13 tahun dibandingkan untuk anak yang tidak pilih-pilih makanan pada saat balita.

Para peneliti menemukan bahwa pada usia 10 tahun, pola makan anak yang pilih-pilih makanan memiliki perbedaan yang sama dengan rekan-rekan mereka seperti ketika mereka berusia tiga tahun. Umumnya mereka makan lebih sedikit buah, sayuran, dan daging. Pada saat mereka berusia 13 tahun masih ada perbedaan tetapi tidak begitu kentara, kata peneliti.

Dr Caroline Taylor dari Pusat Kesehatan Akademik Universitas Bristol yang memimpin penelitian mengatakan bahwa makan pilih-pilih adalah perilaku umum pada anak berusia tiga tahun dan biasanya berakhir pada saat anak-anak mulai sekolah. Namun, sangat sedikit yang diketahui tentang diet atau pola makan pemilih makanan saat mereka berkembang menjadi remaja.

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa ada beberapa perbedaan dalam gizi pada usia 10 dan 13, mereka tidak cukup bertumbuh kembang dan memiliki kesehatan yang lebih buruk dengan asupan gula berlebih.

Menurut peneliti, harus ada strategi yang dapat dikembangkan untuk digunakan di tahun-tahun pra-sekolah untuk mendukung orang tua. Serta pengembangan alat untuk membantu mengidentifikasi anak-anak yang cenderung menjadi tetap dalam perilaku pilih-pilih makan mereka sehingga dukungan tambahan dapat diberikan.

Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam Jurnal Nutrients dengan judul "Diet at Age 10 and 13 Years in Children Identified as Picky Eaters at Age 3 Years and in Children Who Are Persistent Picky Eaters in A Longitudinal Birth Cohort Study" yang dapat diakses secara daring.

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Nutrients


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah