Indonesains - Sejumlah hasil penelitian sebelumnya mengaitkan bahwa konsumsi kolesterol makanan seperti makan telur setiap hari dengan risiko stroke. Namun hasil penelitian ilmuwan Finlandia justru membantah bahwa makan telur tiap hari tidak menyebabkan stroke.
Ilmuwan University of Eastern, Finland menunjukkan bahwa asupan kolesterol makanan yang cukup tinggi atau konsumsi hingga satu telur per hari tidak terkait dengan peningkatan risiko stroke.
Seperti diketahui, bahwa bagi kebanyakan orang, kolesterol makanan memainkan peran yang sangat kecil dalam mempengaruhi kadar kolesterol serum mereka yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Namun, pada pembawa fenotipe 4 apolipoprotein E hal itu diyakini dapat secara signifikan memengaruhi metabolisme kolesterol. Apolipoprotein E adalah protein yang terlibat dalam metabolisme lemak dalam tubuh mamalia.
Orang-orang Finlandia umumnya memiliki fenotipe tersebut, sekitar sepertiga dari populasi. Namun, data penelitian tentang hubungan antara asupan tinggi kolesterol makanan dan risiko stroke pada kelompok populasi ini belum tersedia sampai sekarang.
Tapi, dari hasil peneliti ini, hasil dari diagnosis 217 pria dengan stroke. Studi ini menemukan bahwa baik kolesterol makanan maupun konsumsi telur tidak dikaitkan dengan risiko stroke, bahkan pada pembawa APOE4.
Temuan itu juga menunjukkan bahwa asupan kolesterol moderat atau konsumsi telur harian tidak terkait dengan risiko stroke, bahkan pada orang yang secara genetik cenderung memiliki efek kolesterol diet yang lebih besar terhadap kadar kolesterol serum.
Pada kelompok kontrol tertinggi, peserta penelitian memiliki asupan kolesterol harian rata-rata 520 mg dan mereka mengonsumsi rata-rata satu telur per hari. Satu telur mengandung sekitar 200 mg kolesterol, sekitar seperempat dari total kolesterol makanan yang dikonsumsi berasal dari telur.