Menurut Ilmuwan, Pasien Perawatan Kesuburan Berisiko Gagal Jantung

- 14 Oktober 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi pasien perawatan kesuburan.
Ilustrasi pasien perawatan kesuburan. /Adobe Stock

Indonesains - Sebuah presentasi di Heart Failure, sebuah kongres ilmiah dari European Society of Cardiology (ESC) mengungkapkan kaitan risiko gagal jantung yang sangat tinggi pada orang yang subfertilitas, mereka yang sulit hamil meski rutin berhubungan setidaknya 6 bulan.

Para peneliti menjelaskan, bahwa risiko tinggi gagal jantung tersebut dapat terjadi pada pasien yang mengalami perawatan kesuburan. Itu dapat terjadi jika pasien subfertilitas mengalami perawatan kesuburan atau kehamilan bayi tabung. Risiko tersebut 5 kali lipat dibandingkan ibu yang tidak subfertilitas.

Subfertilitas adalah kesulitan mencapai kehamilan. Pasangan yang melakukan hubungan seks secara teratur tanpa menggunakan pelindung apa pun dan tidak hamil dianggap subfertil.

Pasangan yang berhubungan seks setiap dua atau tiga hari sekali memiliki peluang 84% untuk hamil dalam setahun. Bahkan mereka yang sudah mencoba selama tiga tahun tanpa hasil memiliki peluang 1 dari 4 untuk hamil secara alami di tahun berikutnya.

Beberapa wanita bisa hamil tetapi tidak dapat mengandung bayinya sampai cukup bulan. Hal ini disebut dengan gangguan fekunditas. Wanita yang tidak dapat hamil atau menyelesaikan kehamilannya merupakan 26% dari wanita heteroseksual.

Hasil penelitian tersebut merekomendasikan, pasangan subfertilitas yang menjalani perawatan kesuburan dan kehamilan bayi tabung untuk waspada. Jika menemukan gejala gagal jantung, maka segeralah untuk mengunjungi dokter.

Menurut ilmuwan, risiko tinggi tersebut berkaitan dengan faktor risiko yang dimiliki wanita yang menjalani pembuahan buatan.

Wanita yang menjalani pembuahan buatan biasanya lebih tua dan melahirkan lebih sering melalui operasi caesar, sehingga mereka sudah memiliki dua faktor risiko untuk mengalami gagal jantung.

Peneliti juga meyakini ada perubahan genetik yang membuat wanita cenderung subfertilitas dan perubahan itu berkaitan dengan risiko gagal jantung jika mengalami kehamilan dengan program bayi tabung.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: EurekAlert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah