Penjelasan Ilmiah: Mengapa Kurang Tidur Menyebabkan Serangan Jantung?

- 11 Oktober 2023, 13:00 WIB
Ada penjelasan ilmiah terkonfirmasi atas dampak kurang tidur.
Ada penjelasan ilmiah terkonfirmasi atas dampak kurang tidur. /Unsplash

Indonesains - Beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian mengonfirmasi dampak kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk. Ada penjelasan ilmiah yang terkonfirmasi atas risiko terkena stroke dan serangan jantung atas dampak kurang tidur.

Hasil penelitiandari University of Colorado Boulder menjadi penjelasan ilmiah mengapa hal itu dapat terjadi. Rincian temuan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology yang dapat diakses secara daring.

Dijelaskan, bahwa orang yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki kadar tiga regulator fisiologis atau mikroRNA dalam darah yang lebih rendah, yang memengaruhi ekspresi gen dan memainkan peran kunci dalam menjaga kesehatan pembuluh darah.

Christopher DeSouza, peneliti dan seorang profesor Fisiologi Integratif mengatakan, temuan tersebut berpotensi mengarah pada tes non-invasif baru untuk pasien yang kurang tidur yang khawatir tentang kesehatan mereka.

Meskipun American Heart Association merekomendasikan bahwa sebaiknya orang tidur 7 hingga 9 jam setiap malam, tapi nyatanya sekitar 40 persen orang dewasa di Amerika Serikat tidak demikian.

Secara keseluruhan, rata-rata durasi tidur orang Amerika telah anjlok dari 9 jam setiap malam menjadi 6,8 jam setiap malam selama seabad terakhir.

Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa pria dewasa yang tidur 6 jam per malam memiliki sel endotel yang kurang berfungsi - sel-sel yang melapisi pembuluh darah - dan arteri mereka tidak melebar dan menyempit seperti halnya mereka yang cukup tidur. Tetapi faktor-faktor mendasar yang menyebabkan disfungsi ini tidak diketahui.

Ilustrasi penyakit jantung.
Ilustrasi penyakit jantung. Unsplash

MicroRNA adalah molekul kecil yang menekan ekspresi gen protein tertentu dalam sel. Fungsinya dalam sistem kardiovaskular, dan dampaknya terhadap kesehatan kardiovaskular telah menerima banyak perhatian ilmiah.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: Experimental Physiology


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah