Penjelasan Ilmiah, Mengapa Minuman Energi Bisa Mengancam Nyawa?

- 13 Oktober 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi minuman energi.
Ilustrasi minuman energi. /Pexels


Indonesains - Minuman energi diyakini memiliki risiko berbahaya terhadap kesehatan, dan sekarang ilmuwan mengonfirmasi penjelasan ilmiahnya. Hasil penelitiain dari University of the Pacific mengonfirmasi mengapa minuman energi dapat menjadi masalah bagi kesehatan hingga mengancam nyawa.

Mereka menemukan bahwa minum 32 ons minuman energi dalam jangka waktu pendek dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko gangguan listrik di jantung, yang memengaruhi ritme jantung dan dapat mengancam nyawa.

Rincian hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam Journal of American Heart Association, Jurnal Open Access the American Heart Association / American Stroke Association yang dipublikasikan secara daring.

Pada hasil penelitian tersebut, sebanyak 34 sukarelawan sehat berusia antara 18 hingga 40 tahun ditugaskan secara acak untuk minum 32 ons salah satu dari dua minuman energi berkafein yang tersedia secara komersial atau minuman plasebo pada tiga hari yang terpisah.

Minuman dikonsumsi dalam periode 60 menit tetapi, setiap botol 16 ons tidak lebih cepat dari 30 menit. Para peneliti kemudian mengukur aktivitas listrik jantung relawan dengan alat elektrokardiogram, yang mencatat detak jantung.

Mereka juga mencatat tekanan darah peserta. Semua pengukuran dilakukan pada awal penelitian dan setiap 30 menit selama 4 jam setelah konsumsi minuman.

Kedua minuman energi yang diuji mengandung 304 hingga 320 miligram kafein per 32 ons cairan. Kafein dengan dosis di bawah 400 miligram diharapkan tidak menyebabkan perubahan elektrokardiografi.

Bahan umum lainnya dalam minuman energi dalam penelitian ini termasuk taurin (asam amino), glukuronolakton (ditemukan pada tanaman dan jaringan ikat) dan vitamin B. Sedangkan minuman plasebo hanya mengandung air berkarbonasi, jus jeruk nipis dan penyedap ceri.

Hasilnya, pada peserta yang mengkonsumsi kedua jenis minuman energi, para peneliti menemukan bahwa interval QT adalah 6 milidetik atau 7,7 milidetik lebih tinggi setelah 4 jam dibandingkan dengan peminum plasebo. Interval QT adalah pengukuran waktu yang dibutuhkan ventrikel di jantung (ruang bawah) untuk bersiap menghasilkan denyut lagi.

Jika interval waktu ini terlalu pendek atau terlalu lama, ini dapat menyebabkan jantung berdetak tidak normal, menyebabkan Aritmia (detak jantung berdetak tidak normal) yang dapat mengancam jiwa.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: American Heart Association


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah