Dunia Tumbuhan: Obat Herbal dari Arab Saudi Berpotensi Obati Kanker

- 19 Oktober 2023, 14:00 WIB
Ilmuwan Arab Saudi sedang meneliti tanaman yang diyakini dapat mengobati kanker.
Ilmuwan Arab Saudi sedang meneliti tanaman yang diyakini dapat mengobati kanker. /King Abdullah University

Indonesains  - Tiga tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan tradisional di Arab Saudi terus dipelajari karena diyakini berpotensi dapat mengobati kanker. Ketiga tumbuhan tersebut telah lama dikenal di dunia tumbuhan obat di Arab Saudi dan sekitarnya, serta digunakan secara luas.

Kanker adalah penyebab utama penyakit dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 8,8 juta kematian terkait kanker, namun hampir dua kali lebih banyak kasus didiagnosis setiap tahunnya. Dan WHO memprediksi bahwa jumlah diagnosis kanker kemungkinan akan terus meningkat sekitar 70% setidaknya dua dekade ke depan.

Tim periset dari King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) yang dipimpin Timothy ravasi dan Christian Voolstra telah menyelidiki potensi biologis (Bioaktivitas) dari berbagai jenis di dunia tumbuhan yang digunakan secara lokal dalam pengobatan tradisional.

"Penggunaan obat-obatan herbal biasa dilakukan di Arab saudi, namun hampir tidak ada penelitian ilmiah," jelas mahasiswa Phd Ravasi, Dina Hajjar.

"Orang-orang Saudi cenderung menggunakan informasi yang diwarisi dari keluarga mereka untuk menggunakan tanaman tersebut tanpa pengetahuan yang jelas tentang aktivitas biologis atau kimiawinya," lanjutnya.

Tim dari KAUST tersebut awalnya menyelidiki 52 tanaman sebelum mereka menyimpulkan 3 tanaman yang berpotensi, yaitu Juniperus Phenicea (Dikenal sebagai obat herbal Arar atau Phoenican juniper), Anastatica hierochuntica (Dikenal sebagai Kaff Maryam atau Jericho Rose) dan Citrullus colocynthis (Dikenal sebagai Hanzal atau Mentimum Hanzal/pahit).

Periset menggunakan profil fenotip (Karakteristik) berbasis sel melalui skrining konten berbasis gambar yang tinggi untuk menilai aktivitas anti kanker.

Pendekatan dari dunia tumbuhan ini mengikuti sebuah teknik yang dikembangkan pada tahun 2016 oleh Stephan Kremb dan Christian Voolstra yang menggunakan panel penanda komprehensif dengan pengaturan standar -memungkinkan diadopsi oleh laboratorium lain-.

Ini berarti, tim membandingkan profil fraksi sitologi atau biologi sel yang diambil dari tanaman dengan serangkaian referensi senyawa dengan mekanisme yang jelas.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: EurekAlert!


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah