Menyusui Bayi Selama 2 Bulan Mengurangi Sindrom Kematian Mendadak

- 17 Oktober 2023, 10:00 WIB
Menyusui bayi dua bulan mengurangi risiko bayi terkena sindrom kematian mendadak.
Menyusui bayi dua bulan mengurangi risiko bayi terkena sindrom kematian mendadak. /Pexels

Indonesains - Hasil penelitian mengungkapkan fakta penting bagi seorang ibu yang menyusui bayinya setidaknya dua bulan. Menyusui bayi selama dua bulan ternyata mampu mengurangi risiko bayi terkena sindrom kematian mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). 

Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) adalah kematian bayi berusia kurang dari 1 tahun secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan. Diagnosis SIDS dibuat jika kematian bayi tetap tidak dapat dijelaskan bahkan setelah penyelidikan lokasi kematian, otopsi, dan peninjauan riwayat klinis.

SIDS adalah bagian dari kategori kematian bayi yang tidak terduga (dan bukan kematian yang tidak dapat dijelaskan) yang disebut SUDI (kematian mendadak yang tidak terduga pada masa bayi).

Bayi yang meninggal mendadak namun kemudian dijelaskan penyebab kematiannya (infeksi, kelainan otak, gangguan fungsi jantung, dll) juga masuk dalam kategori SUDI ini.

Diungkapkan, bahwa seorang ibu bisa saja tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif kepada bayinya, dan bisa memilih untuk tidak mengandalkan ASI saja, namun tidak untuk tidak memberikan ASI sama sekali, minimal seorang ibu harus memberkan ASI selama 2 bulan untuk dapat terhindar dari sindrom tersebut.

Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. Pexels

Peneliti Kawai Tanabe, MPH dari University of Virginia mengatakan menyusui bayi, paling tidak selama 2 bulan adalah hal yang penting, dari penelitian tersebut hal itu bisa mengurangi secara signifikan kemungkinan bayi mati.

Penelitian sebelumnya telah merekomendasikan bahwa menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko SIDS, penyebab utama kematian bayi antara 1 bulan dan 1 tahun. Namun penelitian ini adalah yang pertama yang menyebutkan durasi yang diperlukan untuk mengurangi risiko tersebut secara signifikan.

Menurut peneliti, dengan minimal dua bulan menyusui, telah berhasil mengurangi risiko sindrom tersebut hampir separuh kemungkinannya. Dan bagi yang menyusui kurang dari bulan, sama sekali tidak mendapatkan manfaat tersebut.

Halaman:

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: University of Virginia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah