Tidak Hanya Penipu Ulung, Inilah Sifat Tersembunyi Psikopat dan Sosiopat

9 Juni 2023, 16:59 WIB
sosiopat dan psikopat ada di sekitar kita /efes

INDONESAINS - Dunia dipenuhi berbagai macam karakter manusia, yang baik seperti malaikat maupun yang buruk seperti ib*is. Mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan hidup dan membentuk masyarakat yang solid. Hukum dan norma mengatur kehidupan kita bermasyarakat. Ada beberapa orang tidak suka dengan aturan dan tidak mau diatur, termasuk diantaranya mereka golongan psikopat dan sosiopat.

Dua label itu dikenal viral untuk menyebut orang yang berperilaku tidak waras atau gila. Padahal sebenarnya itu penyebutan yang salah. Orang gila yang kita maksud dalam dunia kedokteran disebut psikosis atau psikotik. Orang sosiopat dan psikopat bisa jadi ada di sekitar kita, bahkan beberapa dari mereka punya karir dan pekerjaan yang bagus. Tidak selalu mereka pelaku kriminal, menjadi buronan polisi yang mendekam di balik jeruji. 

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 2013 (DSM-5) , kedua sifat itu di masukkan sebagai kategori Antisocial Personality Disorders (ASPD). Jadi sosiopat dan psikopat bukanlah diagnosa medis (kejiwaan), lebih ke arah istilah psikologis untuk kepribadian yang antisosial. Apa perbedaan sosiopat dan psikopat?

Baca jugaHati-Hati Dengan Tipe Kepribadianmu, Pastikan Tidak Ada Benih Kriminal di Sana

Sosiopat. Orang ini di depan kita terlihat bisa terlihat culun, tulus, tapi sebenarnya dia licik. Dia adalah penipu ulung, kemampuannya berbohong dan manipulasi patut diacungi jempol. Orang ini tidak sabaran, impulsif (suka meluapkan emosi).

Bisa akibat pengaruh cacat bawaan otak, pengaruh lingkungan sosial atau pola pengasuhan yang salah saat anak - anak seperti

  • masa kecil kurang sosialisasi dan diabaikan,
  • fisik dan emosionaI sering dilecehkan
  • diperlakukan terlalu disiplin dan keras namun tidak konsisten
  • di rumah atau masyarakat sering mendapatkan kekerasan

Anak akan menganggap memukul itu perlakuan yang biasa, karena dirumah dia juga dikit-dikit sering dihajar oleh orangtuanya yang sedang badmood. Lingkungan memainkan peran penting menciptakan sosok sosiopat.

pribadi misterius psikopat 254113

Gejala orang yang sosiopat

  • suka berbohong (menipu) untuk mencapai tujuannya
  • suka berkelahi, suka melanggar hukum
  • kesulitan bertahan dalam pekerjaan karena kurangnya rasa tanggung jawab
  • tidak ada rasa sesal jika menyakiti orang lain
  • tidak punya rencana masa depan
  • ceroboh, suka membahayakan diri sendiri atau orang lain

Psikopat. Seseorang yang diberi label ini, ibarat suka memakai topeng dalam kehidupan sosialnya. Orang ini terlihat berbaur dan mirip seperti orang normal, berpenampilan kharismatik, smart dan memikat. Sangat sulit untuk mendeteksi seorang psikopat, karena dia mempunyai kemampuan kamuflase yang luar biasa. Semua tindakan manipulatif nya sudah diperhitungkan. "Serigala berbulu domba", ungkapan itu memang nyata adanya.

Tidak ada faktor genetik psikopat, tapi sebagian anak-anak mewarisi sifat ini entah dari mana asalnya. Bahkan dari kedua orangtua yang normal. Faktor kesalahan mengasuh saat kanak-kanak juga bisa memicunya. Berikut ini karakteristik orang psikopat

  • Suka berbohong dan manipulatif untuk mengendalikan orang lain
  • Merasa memiliki harga diri yang tinggi
  • Tidak memiliki rasa empati atau rasa kasihan
  • Emosinya dangkal alias gampang marah
  • Tidak memiliki rasa bersalah saat perbuatannya merugikan orang lain 

sosiopat and psikopat among us Graehawk
Bagaimana sosiopat dan psikopat hidup di tengah kita? Mereka bisa hidup di tengah -tengah kita dan tetap tidak terdeteksi. Kita perlu memahami bagaimana mereka bertindak dan memastikan bahwa mereka tidak membahayakan orang lain. Alasan mengapa sosiopat dan psikopat masih hidup di antara kita yaitu

  • Mereka pandai meniru perilaku manusia normal. Psikopat menggunakan pesona, karisma, dan daya tarik nya guna memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi. Mereka tampak ramah, hangat, dan empati, kita pun terlena mempercayainya, tapi semua itu palsu.
  • Kurangnya kesadaran. Kita kesulitan mengenali perilaku sosiopat dan psikopat. Kita pikir orang-orang seperti itu mudah dikenali dan dihindari. Nyatanya, mereka ahli menyembunyikan identitas dan dapat bertindak tanpa kita sadari.
  •  Sistem peradilan kita tidak mendeteksinya sampai setelah kejahatan dilakukan. Saat itu sudah terlambat untuk mencegah tindakan mereka. Bahkan jika mereka tertangkap pun, dengan tipu daya dan manipulasi, mereka bebas kembali. Mereka tahu kelemahan dan celah hukum.

Baca juga :Kenali Cirinya, Jangan Mengaku Orang Baik Kalau Kamu Pribadi Yang Toxic

Profesi mereka di kehidupan nyata. Dilansir dari Business Insider, pemerintah Inggris justru memberikan kesempatan mereka bekerja untuk mencegah dampak buruk kelainan mentaI mereka? Wah agak menyeramkan ya! Inilah pekerjaan yang disinyalir sebagian dari mereka sosiopat/ psikopat (di Inggris). Hal yang tidak mungkin terjadi di Indonesia.

  • pegawai negeri (civil servant)
  • chef (koki)
  • pemuka agama
  • polisi
  • jurnalis
  • ahli bedah
  • sales (tenaga penjualan)
  • news anchor (pembawa berita)
  • lawyer
  • CEO

Bagaimana mencegah kejahatan oleh mereka? Mengamati perilaku seseorang seperti kurangnya empati, riwayat manipulasi, atau mengabaikan perasaan dan keselamatan orang lain. Mengenali tanda-tanda ini dapat membantu mengidentifikasinya. Orang tua dan sekolah juga perlu mendidik anak bagaimana mengenali dan melindungi diri dari orang yang manipulatif dan berbahaya.

Sosiopat dan psikopat adalah pribadi sesat Jplenio
Tidak dipungkiri sosiopat dan psikopat diyakini sebagai benih-benih perilaku kriminal. Namun karena kepiawaian mereka, tidak sulit untuk berbaur di tengah-tengah masyarakat. 0leh karena itu, mereka tidak bisa terdeteksi begitu saja. Ketika terjadi tindakan kriminal, barulah mereka terlihat muncul ke permukaan. Peran lingkungan masyarakat dan keluarga penting dalam perkembangan individu sehingga terjerumus ke dalam perilaku anti sosial. Sebagai orangtua, anak-anak kita harus bisa dikontrol perilakunya, apakah akan menjadi sosok malaikat yang baik hati atau justru monster yang menghantui masyarakat. ***

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Halodoc Business Insider Health Line

Tags

Terkini

Terpopuler