Ilmuwan Mengungkap Isi Otak Pendukung MU dan Chelsea

3 Oktober 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi pendukung MU dan Chelsea. /Reuters

Indonesains - Pernah kan melihat dalam suatu pertandingan, tim pendukung suatu kesebelasan menganggap wasit tidak adil, padahal ada banyak pelanggaran. Sebaliknya, pendukung tim lawan juga menganggapnya demikian. Jadi, mengapa pandangan mereka berbeda? Padahal kan mereka melihat pertandingan yang sama.

Kita ambil contoh nyata pertandingan Inggris melawan Kolombia di Piala Dunia 2018, banyak banyak penggemar Inggris mengeluh tentang banyaknya pelanggaran dari tim Kolombia. Secara bersamaan, di Amerika Selatan, sebuah petisi menuntut pertandingan ulang karena bias wasit yang tidak adil terhadap tim Kolombia dengan cepat memperoleh ratusan ribu tanda tangan.

Dua persepsi yang sangat berbeda dari pertandingan yang sama membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah pendukung Kolombia dan Inggris melihat permainan yang sama?

Kali ini para peneliti dari University of York menggunakan pemindaian MRI mencoba dan mencari tahu bagaimana orang-orang dapat memiliki pandangan yang berbeda dari pertandingan yang sama.

Pada penelitian tentang persepsi, para peneliti merekrut pendukung fanatik Chelsea dan Manchester United. Para peserta telah mendukung tim mereka selama rata-rata 15 tahun dan telah menyaksikan tim kesayangannya bermain lebih dari 25 kali.

Para peneliti memetakan dan membandingkan aktivitas otak para pendukung Manchester United dan Chelsea ketika mereka menyaksikan pihak yang mereka cintai sedang beraksi. Dalam pemindai MRI, peserta diperlihatkan highlight dari pertandingan antara kedua tim.

Hasilnya menunjukkan bahwa para penggemar tim saingan memang melihat pertandingan yang sama dalam arti visual. Artinya, wilayah otak yang terlibat langsung dalam penglihatan menunjukkan aktivitas yang serupa di kedua kelompok pendukung.

Namun, hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang jelas antar kelompok tersebut pada aktivitas daerah otak yang lebih tinggi yang terlibat dalam kognisi, informasi sensorik yang sama ditafsirkan dan dievaluasi secara berbeda.

Profesor Tim Andrews dari Departemen Psikologi di University of York mengatakan, pada daerah frontal dan subkortikal otak - termasuk daerah yang dikenal aktif dalam penghargaan, identitas diri, dan kontrol gerakan - ada korelasi antara antara pendukung tim yang sama.

Akan tetapi ada perbedaan signifikan antara kelompok. Inilah yang memungkinkan para penggemar tim lawan untuk mengembangkan pemahaman yang berbeda tentang permainan yang sama.

Salah satu daerah otak yang menunjukkan perbedaan terbesar di antara kelompok-kelompok adalah nucleus accumbens - area yang menjadi pusat sistem penghargaan otak.

Profesor Andrews menambahkan, hasil penelitian kami itu menawarkan wawasan baru tentang dasar saraf untuk bias kelompok dan kecenderungan manusia untuk merasakan kenyamanan dan kepastian ketika menjadi bagian dari sebuah kelompok, di samping ketidakpercayaan terhadap orang luar dan saingan.

Temuan itu juga menunjukan dan mendukung gagasan bahwa mentalitas kelompok dapat mencerminkan satu dari naluri manusia yang lebih primitif. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Cerebral Cortex dengan judul "Neural Correlates of Group Bias During Natural Viewing."***

Editor: Ricky Jenihansen

Sumber: University of York

Tags

Terkini

Terpopuler