Ayo Ngaca, Yakinkan Dirimu Bukan Tipe Orang Penjilat

- 10 Juni 2023, 17:39 WIB
Ilustrasi suck up alias penjilat
Ilustrasi suck up alias penjilat /Alexandra_Koch

INDONESAINS - Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara yang baik adalah suatu tindakan sportif . Untuk menjadi juara, diperlukan mental pejuang atau kesatria, seberapa pun berat tantangan dan rintangan untuk mencapai tujuan. Namun, ada beberapa orang yang suka mengambil jalan pintas, alias shortcut .

" Menjilat " bukanlah sesuatu yang baru, dia sudah dilakukan manusia sejak jaman kuno. Tentu saja bukan menjilat makanan, atau minuman secara harfiah. Dalam terminologi luar, aktivitas menjilat ini dikenal beragam istilah seperti Sycophants (Yunani), Xiehouyu (Cina), Pleasers, Bootlickers, Suck up dan "Yes Men " di negara Barat, di masyarakat Jawa dikenal dengan sebutan "Ngathok ", yang kesemuanya itu bermakna : penjilat.

PENJILAT : Seseorang yang secara terus menerus mengakui (menyanjung) atau memuja orang lain baik secara lisan maupun tindakan langsung yang bertujuan menguntungkan dia secara pribadi . Orang seperti ini adalah virus yang merusak integritas lingkungan organisasi atau pekerjaan. 

Tentunya menjadi baik diperlukan untuk meraih kesuksesan, bukan saja yang kita inginkan juga yang diharapkan orang lain. Batas antara orang baik dan penurut adalah tipis . Jika kita terlalu baik, akan menimbulkan kekuatiran tersendiri (rentan dikeluarkan dari organisasi). Akhirnya kita kehilangan kepercayaan diri, tidak mau protes, takut dianggap vokal, judes, bahkan sombong. Jalan pintas semua itu menjilat.

Ilustrasi dunia kerja
Ilustrasi dunia kerja 089photoshoots
Mengapa orang menjilat? kadang susah mengartikan secara pasti maksud mereka. Membungkuk terlalu dalam atau menyanjung terlalu tinggi tampaknya hanya basa-basi yang unfaedah , alias tidak memberikan manfaat yang berarti. 

Seseorang murid yang rajin mengantar jemput gurunya untuk tujuan mendapatkan nilai bagus tanpa melalui ujian. Seorang bawahan yang rela melayani atasan dengan pekerjaan diluar job descnya dengan tujuan posisi aman dan naik jabatan. Seorang kader partai yg setiap minggu membawakan oleh-oleh ketuanya berharap lolos sebagi caleg. Itu hanya sebagai contoh. Inilah alasan-alasan mengapa mereka harus menjilat:

  • Kurang rasa percaya diri ( pede ) atas kemampuannya 
  • Kurang berani mempertahankan prinsip dan pendapatnya
  • Tidak punya integritas: tidak jujur, susah dipercaya (karenanya tidak ada totalitas dalam pekerjaannya)
  • Kurang bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya
  • Merasa terancam dengan kondisinya.

Apa yang penjilat lakukan ? Apakah seperti menjilat manisnyar es krim di siang hari. Tentu tidak, inilah hal-hal yang mereka pertimbangkan

  • Pleasing (menyenangkan perasaan atasan), contoh: menyanjung bos dan keluarganya berlebihan, membuatka minuman kesukaan nya, atau memijat kakinya (padahal bukan itu pekerjaan utamanya)
  • Neediness (kebutuhan) selalu minta persetujuan atas semua hal, dikit-dikit  nanya boleh tidak?, karena tidak yakin atas keputusannya sendiri
  • Insincerity (ketidaktulusan). Memuji orang lain di akhir pembicaraan, dengan maksud agar posisi aman dan izinnya disetujui, adalah perasaan manipulatif yang menipu diri kita sendiri. 
  • Defense (menolak bertahan). Beberapa orang tidak terlalu menyukai bawahan yang vokal mempertahankan pendapatannya. Sikap bertahan dianggap sebagai kelemahan. Akhirnya mereka menuruti apa maunya atasan tanpa ada sanggahan. 

Ilustrasi lingkungan kerja
Ilustrasi lingkungan kerja 089photoshootings

  • Lying (berbohong). Ketidakjujuran adalah perilaku default penjilat, di saat kata hati bila tidak, tapi lisanmu berkata iya hanya untuk menyenangkan orang lain, tandanya kamu sedang menjilat. Mengadu domba dengan menjelek-jelekkan teman kerjanya, dan memamerkan prestasi kerjanya yang tidak seberapa.
  • Overfunctioning (berlebihan). Terlalu bekerja keras ( ngoyo ) untuk membuktikan nilai nya. Melakukan segala upaya dengan menyenggol temannya karena merasa putus asa karena tidak bisa membuktikan diri, serta takut dihakimi atas ketidakmampuannya.
  • Withholding (menghindari konflik). Dia menganggap konflik bukanlah jalan menuju kesuksesan. Tidak mau membela dirinya ketika direndahkan/disinggung orang lain. Ini salah satu mental penjilat.
  • Uncertainty (bersikap  gak jelas). Kebiasaan meminta izin untuk sesuai hal yang tidak diperlukan, karena terlihat sopan sebenarnya adalah sifat yang licik. Bahkan untuk hal-hal sederhana si penjilat tidak mau membuat keputusan untuk dirinya sendiri. 
  • Needlessly Apologetic (permintaan maaf yang tidak perlu). Di budaya kita seringkali seseorang memulai percakapan dengan kata "MAAF", Maaf pak saya mau ke WC, Maaf pak saya pulang dulu. Bukan suatu kesalahan jika kita kebelet, lalu ke WC. Atau pulang kerja ketika jam sudah lewat. Lidah penjilat sudah terlatih untuk berkata "maaf".
  • Timid (pemalu). Takut untuk mempertahankan pendapat, malu untuk berargumen, malu untuk ngeyel karena benar. Ini akan merusak motivasi untuk sukses.

Ilustrasi geram sama si penjilat
Ilustrasi geram sama si penjilat JESHOOTS_com
Kerugian. Perilaku menjilat jelas sangat negatif dan merugikan terutama di lingkungan pekerjaan karena:

  • Membuat citra perusahaan menjadi buruk , karena sifat tidak jujur ​​si penjilat
  • Produktivitas perusahaan turun , karena penjilat hanya memikirkan keuntungan pribadi, bukan keuntungan bersama
  • Menyebabkan turn over yang tinggi, karena ulah penjilat, pegawai lain banyak keluar
  • Menciptakan Iingkungan kerja yang tidak sehat , karena menjadi sumber ketidak-nyamanan
  • Stabilitas dan kinerja organisasi terganggu karena seseorang mengambil keputusan yang menguntungkan secara pribadi

Cara menghindari : Bagaimana kita harus bertindak berhadapan dengan orang seperti ini di lingkungan kita

Halaman:

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: LinkedIn Enterpreneur Glints


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x