Jangan Mau Disebut Gila, Memuja-Muja Idola Berujung Sakit Jiwa loh!

- 18 Juni 2023, 22:25 WIB
Jangan ngefans berlebihan
Jangan ngefans berlebihan /Shelagh Murphy

INDONESAINS- Dengan berkembangnya industri hiburan, baik di dalam dan diluar negeri secara masif, menciptakan sosok-sosok selebriti yang digandrungi, dielu-elukan, bahkan ditangisi oleh remaja saat ini, terutama kalangan wanita. Mereka rela merogoh kocek dalam, ada yang bolos sekolah atau kuliah, hanya untuk bertemu idolanya saat manggung. (kebanyakan idoIa kpop).

Menjadi fans atau mengidolakan seseorang sebenarnya sah-sah saja sebagai suatu proses pencarian jati diri, namun jika berperilaku berlebihan, ini akan menjadi penyimpangan psikologi yang serius. Perilakui idolatry (ngefans idola) sudah semakin parah dan berujung sebagai gangguan mental.

Segala poster, stiker, sampul buku, casing hp, bahkan kaos atau merchandise bertemakan KPOP menunjukkan betapa idola itu sangat berarti di kehidupan remaja. Beberapa tahun belakangan ini, masif nya pertumbuhan boyband dan girlband asal negeri ginseng itu memberikan dampak yang tidak sepenuhnya baik untuk psikologi remaja

apakah celeb layak dipuja?
apakah celeb layak dipuja? Wendy Wei
CWS (Celebrity Worship Syndrome). Sindroma memuja seleb, ini merupakan gangguan perilaku obsesif- adiktif, yang membuat seseorang terlalu nge fans berat sama seseorang melewati batas kewajarannya. Dia menjadi sangat terikat dengan kehidupan selebritinya, memuja idola, sangat tertarik dan berusaha terlibat sepenuhnya terhadap detail kehidupan si artis itu. (worship= memuja, menyembah)

Istilah CWS (Celebrity Worship Syndrome) ini sebenarnya bukan resmi ada di pedoman penyakit atau kelainan psikologis, namun dicetuskan seorang jurnalis DailymailJames Chapman. Istilah itu diadopsi oleh peneliti Lynn McCutcheon dan John Maltby ke dalam Journal of Nervous and Mental Disease (jurnal penyakit syaraf dan jiwa). Asal muasal katanya dari celebrity worship scale, yaitu tingkatan atau level perilaku fans dalam memuja selebritinya.

  • Sosial (hiburan semata)
  • Individual (kekaguman personal)
  • Patological (perasaan dan fantasi berlebihan)

Level paling ringan CWS yaitu mendapatkan hiburan dari performance (aksi-aksi) yang dipertontonkan sang seleb, baik di TV, medsos atau pertunjukan langsung. Membentuk fans club yang terlibat secara langsung secara sosial dengan si seleb.

terharu melihat idolanya
terharu melihat idolanya Cottonbro Studio
Level selanjutnya adalah mengagumi secara personal alias individunya. Pemuja ini mulai terobsesi dengan kehidupan pribadi dan aktivitas seleb, baik kabar pertunjukannya, kehidupan sosialnya dan menaruh anggapan terlalu berlebihan seperti menganggap Sang seleb adalah belahan jiwanya. Makin parah kan?

Tahap yang paling parah dikenal sebagai borderline-pathological, dalam bahasa kedokteran disebut patologis, alias mengarah seperti penyakit. Fans sudah tidak bisa mengontrol aktifitasnya, merasa tersakiti jika idolanya dihujat orang lain, bahkan marah atau impulsif, egosentris sehingga menganggap idolanya adalah segala-segalanya, berujung sikap-sikap antisosial. 

pemuja idola
pemuja idola Josh Sorenson
CWS yang biasa diidap anak -anak muda semakin lama akan merugikan hidupnya. Saking intens nya mereka terjebak realita semu, yang membuat interaksinya dengan orang lain terabaikan. Mereka hidup dalam alam imajiner bersama sang idolanya. Hal ini akan menimbulkan masalah serius lain seperti gangguan cemas, depresi, Kurang bisa menerima dirinya sendiri, hilangnya keterampilan kognitif bahkan sosial. Oleh karena nya para remaja hendaklah membatasi perasaan kagumnya, dengan berprilaku seadanya dan sewajarnya supaya tidak terjebak dunia halu selebritis. ***

 

Editor: Setyo Ari Cahyono

Sumber: Halodoc medicaldaily Binus University SehatQ


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah